Cara Menyiram Bunga Anggrek yang Benar, Jangan Sembarangan Ya!

Air merupakan kebutuhan utama bagi semua makhluk hidup, termasuk tanaman anggrek. Tanpa air, maka tanaman tersebut bakal mati. Tetapi tanaman yang mendapatkan air terlalu banyak juga bakal membusuk dan mati. Pengairan atau pemberian air kepada tanaman anggrek hendaknya dikerjakan dengan tepat. Jangan sampai Anda memberikan air yang terlalu sedikit atau justru terlalu banyak. Itu sebabnya, pengetahuan tentang tanaman anggrek mesti Anda kuasai sebelumnya.

Untungnya kita tinggal di Indonesia, di mana kita bisa memperoleh air dengan mudah di sini. Sumber air yang dapat kita gunakan untuk keperluan menyiram tumbuh-tumbuhan bisa berasal dari sumur, ledeng, hujan, maupun sungai dan selokan.

  • Air sumur : Baik sekali dipakai untuk menyiram tanaman anggrek sebab banyak mengandung mineral dari tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Tapi air sumur yang ada di daerah yang mengandung kapur yang tinggi harus diperhatikan lagi kadar pH-nya.
  • Air ledeng : Bagus digunakan untuk menyiram sebab jernih dan steril. Tetapi pH air ini begitu tinggi sehingga sebelum dipakai mesti diturunkan pHnya dengan menambahkan suatu asam. Adapun pH air yang baik sekitar 5,6-6.
  • Air hujan : Air hujan bisa ditampung di dalam tong, ember, atau bak. Ini merupakan air yang sangat baik digunakan untuk keperluan menyiram tanaman.
  • Air sungai/selokan : Air ini cukup baik dipakai untuk menyiram tanaman mengingat tingginya kandungan bahan organik di dalamnya. Namun kita mesti mencermati lagi apakah air tadi masih cukup bersih atau sudah tercemar oleh limbah.

Selain tentang sumber air tersebut, faktor lainnya yang juga perlu Anda perhatikan dalam mengatur banyaknya air siraman adalah media tanam yang digunakan. Perlu diketahui, setiap media tanam ini mempunyai kemampuan menahan air serta intensitas penguapan air yang berbeda-beda. Jadi Anda pun mesti mengetahui karakteristik dari setiap media tanam tersebut.

  • Pecahan genteng/batu bata : Ini merupakan media tanam yang mudah menguapkan air. Hal inilah yang membuat media tanam tersebut cocok digunakan untuk anggrek karena memang tanaman anggrek tidak begitu suka air. Semakin kecil ukuran pecahan genteng/batu bata ini, maka semakin banyak pula daya serapnya terhadap air.
  • Potongan sabut kelapa : Media tanam berupa potongan sabut kelapa ini sebaiknya dipakai di daerah yang cenderung panas. Mengapa? Sebab media tersebut bisa menyimpan air dengan baik. Hindari menggunakan sabut kelapa untuk menanam anggrek di daerah dingin karena bisa mengakibatkan tanaman mudah membusuk.
  • Cacahan akar pakis : Akar pakis yang baru dicacah/diremuk biasanya sulit menyerap air. Tapi setelah digunakan beberapa bulan, kemampuannya menyimpan air akan semakin meningkat pesat. Akar pakis yang baru, hitam, dan keras susah menahan air. Tapi akar pakis yang lunak dan berwarna cokelat akan lebih mudah dalam menyerap air.
  • Potongan kulit pakis : Media tanam potongan kulit pakis ini sangat sulit dalam menyerap dan menyimpan air sehingga mudah terjadi penguapan. Apalagi jika ukuran potongan-potongan kulit pakis ini cukup besar, maka tingkat penyerapan airnya begitu kecil. Sehingga disarankan untuk menggunakan potongan kulit pakis yang kecil-kecil.

Mengenai frekuensi penyiraman tanaman anggrek sebaiknya disesuaikan dengan kondisi cuaca pada saat itu. Pada waktu musim hujan, tanaman yang sudah besar bisa Anda sirami setiap 3-7 hari sekali saja. Sedangkan penyiraman pada musim kemarau dapat dilakukan lebih sering yaitu setiap 1-3 hari. Tanaman anggrek ini sebaiknya disiram pada pagi hari buta atau sore hari setelah pukul 5 sore untuk menghindari pancaran sinar matahari langsung sewaktu tanaman masih dalam kondisi basah.