Cara Merawat Tanaman Ubi Cilembu “Si Ubi Madu yang Menguntungkan”

Tanaman ubi cilembu biasanya tumbuh di bawah keadaan yang marginal sehingga potensi hasilnya menjadi kurang optimal. Penerapan mulsa jerami telah terbukti mampu mengatasi masalah ini. Hal ini bertujuan untuk mengatur kelembapan tanah yang berperan penting terhadap hasil umbi. Perlu Anda tahu, kelembapan tanah dapat memengaruhi perkembangan akar sehingga berdampak secara langsung terhadap produktivitas tanaman ubi cilembu tersebut.

Tidak hanya itu, mulsa jerami juga berguna untuk menekan pertumbuhan gulma, mempertahankan agregat tanah dari air hujan, memperkecil risiko terjadi erosi tanah, memengaruhi suhu tanah, serta mencegah radiasi matahari secara langsung. Diketahui bahwa mulsa jerami ini memiliki daya pantul yang lebih tinggi daripada mulsa plastik. Dengan suhu yang rendah, maka laju respirasi akar pun bisa dikurangi sehingga asimilat untuk penimbunan cadangan makanan menjadi lebih banyak.

Pemberian Pupuk

Pada penanaman ubi cilembu secara organik, Anda hanya menggunakan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos. Pakailah pupuk kandang yang telah matang untuk dicampur ketika membuat bedengan dengan dosis 20 ton/hektar. Pemberian pupuk yang sesuai kebutuhan akan meningkatkan produksi secara nyata, khususnya pupuk K karena berperan dalam pembentukan umbi. Sedangkan unsur P berperan dalam memproduksi akar penyimpanan, dan unsur N berguna dalam pertumbuhan vegetatif serta awal pertumbuhan tanaman.

Sementara itu, pemupukan tanaman secara organik dapat menggunakan pupuk NPK atau ZA dengan dosis 30 kg/ha serta SP-36 sebanyak 100 kg/ha. Aplikasi pupuk ini bisa dilakukan setelah pembuatan guludan, sebelum tanam, atau bersamaan waktu tanam. Kemudian untuk pemupukan susulan dapat dilakukan pada 7 hari setelah penjugaran (27 HST) yakni diaplikasikan di samping kanan dan kiri area guludan yang telah dijugar. Dosis pupuk yang diberikan antara lain Urea/ZA 50 kg, SP-36 150 kg, dan KCl 150 kg atau NPK 200 kg masing-masing per hektar.

Penjarangan & Peyulaman

Penjarangan merupakan salah satu pekerjaan yang penting dilakukan di budidaya ubi cilembu untuk meningkatkan mutu hasil. Dan bila terdapat tanaman yang mati, maka mesti dilakukan penyulaman. Dimulai saat tanaman berusia 3 MST perlu dilakukan pengamatan secara terjadwal guna memantau pertumbuhannya. Segera lakukan tindakan penyulaman terhadap tanaman yang mati atau tumbuh secara tidak normal sehingga pemanfaatan lahan tetap optimal.

Cara melakukan penyulaman yaitu tanaman yang mati bisa dicabut dahulu, lalu diganti dengan bibit yang baru tepat pada titik bekas tersebut. Anda dapat membenamkan sepertiga dari bagian pangkal stek tanaman supaya tertimbun di tanah. Proses penyulaman ini hendaknya dilaksanakan pada pagi atau sore hari sehingga sinar matahari sudah tidak terlalu terik dan suhu udara pun tak terlalu panas. Ada baiknya bibit untuk keperluan penyulaman ini sudah disiapkan sebelumnya di tempat teduh.

Penjugaran

Setelah tanaman berumur 20 HST, tanah perlu dijugar dengan lebar guludan sekitar 15-20 cm serta didiamkan selama 7 hari berturut-turut. Adapun manfaat dari proses penjugaran ini di antaranya :

  • Menggemburkan tanah yang gembur sehingga tersedia ruang yang cukup untuk mendukung pertumbuhan akar dan bakal umbi.
  • Menyediakan sarana yang tepat untuk memberikan pupuk.
  • Memaksimalkan penerimaan sinar matahari yang hangat untuk merangsang pertumbuhan bakal ubi.
  • Melakukan penyiangan dan membersihkan gulma yang tumbuh di lahan.

Penyiangan & Pembumbunan

Pastikan tidak terjadi kompetisi antar-tanaman yang dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Hal ini berkaitan dengan potensi persaingan dalam pemakaian hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh. Keberadaan gulma yang tumbuh di area tanam ini mampu menjadi pesaing bagi tanaman ubi jalar sehingga perlu disiangi. Kegiatan penyiangan ini bisa dikerjakan bersama dengan pembumbunan yakni menggemburkan tanah guludan, lalu ditimbunkan ke guludan tersebut.

Pada umumnya pekerjaan penyiangan dan pembumbunan tanah dilaksanakan pada umur 1 bulan setelah tanam. Kemudian dapat diulangi kembali setelah tanaman tersebut berumur 2 bulan. Tata cara dalam melakukan penyiangan dan pembumbunan adalah sebagai berikut :

  1. Bersihkan gulma yang tumbuh memakai cangkul dan kored dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman ubi cilembu.
  2. Gemburkan tanah di sekitar guludan dengan memotong lereng guludan tersebut kemudian menurunkan tanahnya ke dalam saluran antar-guludan.
  3. Timbunlah kembali tanah tadi ke guludan semula, lantas lakukan pengairan secukupnya hingga kondisi tanah menjadi cukup basah.

Pengairan

Perlu Anda tahu, tanaman ubi pada dasarnya merupakan tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Intensitas hujan sebanyak 2 minggu sekali sudah cukup untuk mendukung pertumbuhan ubi cilembu ini. Jadi tanaman ini relatif tidak membutuhkan penyiraman secara terus-menerus. Tetapi walaupun begitu, tanaman ini memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai pada awal pertumbuhannya. Sehingga setelah penanaman, perlu dilakukan pengairan selama 15-30 menit agar tanahnya menjadi basah, lalu airnya dialirkan ke seluruh pembuangan.

Pengairan berikutnya masih tetap dibutuhkan secara berkelanjutan sampai tanaman ubi berumur 1-2 bulan. Lalu pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, sekitar umur 2-3 minggu sebelum panen, upaya pengairan ini bisa dikurangi atau dihentikan. Sebaiknya pengairan dilakukan di waktu pagi atau sore hari. Khusus di daerah yang didukung sumber air yang memadai, pengairan ini dapat dilakukan seminggu sekali. Usahakan agar tidak timbul genangan air yang akan menyebabkan tanah menjadi terlalu becek. Pengairan ini bisa menghindarkan ubi jalar dari hama boleng.

Pembongkaran

Pekerjaan pembongkaran perlu dilakukan terhadap tanaman ubi cilembu. Kegiatan ini bisa dilakukan pada umur 6-8 MST yakni dengan membongkar tanah dan menutupnya kembali, sembari merapikan akar-akar tanaman yang menjalar keluar dari jalur penanaman yang telah ditentukan. Pekerjaan ini sangat penting dikerjakan karena jika sampai perakaran tanaman ubi menjalar ke mana-mana, maka umbi yang dihasilkannya tidak optimal. Walaupun jumlahnya banyak, namun ukuran umbinya kecil-kecil sehingga harga jualnya pun lebih rendah.