Cara Memetik Daun Teh yang Benar, Tidak Boleh Sembarangan Ya!

Pemetikan daun teh mesti dilaksanakan dengan tepat agar memenuhi syarat-syarat pengolahan dan tanaman dapat membentuk kondisi berproduksi yang berkesinambungan. Kecepatan pertumbuhan dari tunas daun baru dipengaruhi oleh tebal lapisan daun pendukung pertumbuhan tunas sekitar 15-20 cm. Kecepatan pembentukan tunas daun ini selanjutnya akan menentukan jenis pemetikan, jenis petikan, daun petik, area petik, tenaga petik, dan pelaksanaan pemetikan.

Pada dasarnya pemetikan teh adalah pengambilan daun pucuk yang meliputi 1 kuncup dan 2-3 daun muda. Pemetikan pucuk ini mengakibatkan pembuatan zat pati oleh tanaman teh menjadi berkurang sekitar 7,5% untuk keperluan mendukung pertumbuhannya. Tetapi kehilangan zat pati akibat proses pemetikan ini tak akan mengganggu pertumbuhan tanaman asalkan lapisan daun pemeliharaannya mampu melakukan proses asimilasi dengan cukup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pucuk daun teh, di antaranya :

  • Semakin lambat umur pangkas mengakibatkan daur petiknya semakin panjang
  • Semakin tinggi lokasi perkebunan menyebabkan pertumbuhan tanaman semakin lambat sehingga daur petiknya menjadi semakin panjang
  • Daur petik pada musim kemarau lebih panjang dibandingkan dengan musim hujan
  • Daur petik pada tanaman sehat lebih cepat daripada tanaman yang kurang sehat

Ragam pemetikan daun teh didasarkan pada kualitas pucuk yang dihasilkan tanpa memperhatikan bagian yang ditinggalkan. Berikut ini macam-macam pemetikan daun teh beserta rumusnya!

  1. Petikan imperial : memetik hanya kuncup peko (p) saja (p+0)
  2. Petikan pucuk pentil : memetik peko dan satu daun muda di bawahnya (p+1m)
  3. Petikan halus : memetik peko dan satu/dua daun muda (p+2m) atau memetik burung (b) dan satu daun muda (b+1m)
  4. Petikan medium : memetik (p+2m, p+3m, b+1m, b+2m, atau b+3m)
  5. Petikan kasar : memetik (p+3, p+4, b+1t, b+2t, atau b+3t); t = daun tua
  6. Petikan kepel : memetik semua daun dan menyisakan bagian kepel (p+n/k atau b+n/k)

Berdasarkan tujuannya, terdapat dua jenis pemetikan daun teh antara lain pemetikan jendangan dan pemetikan produksi.

Pemetikan Jendangan

Proses pemetikan jendangan dilakukan pada tahap awal setelah pemangkasan tanaman teh. Adapun tinggi bidang petik jendangan dari bidang pangkasannya dipengaruhi oleh tinggi pangkasan.

  • Pangkasan 40-45 cm, maka tinggi jendangan 20-25 cm
  • Pangkasan 45-50 cm, maka tinggi jendangan 15-20 cm
  • Pangkasan 50-55 cm, maka tinggi jendangan 15-20 cm
  • Pangkasan 55-60 cm, maka tinggi jendangan 10-15 cm
  • Pangkasan 60-65 cm, maka tinggi jendangan 10-15 cm

Pemetikan jendangan hanya bisa dilaksanakan manakala 60% area lahannya sudah memenuhi syarat untuk dilakukan jendangan. Pemetikan jendangan ini biasanya dikerjakan setelah 10 kali pemetikan, lalu dilanjutkan dengan pemetikan produksi.

Pemetikan Produksi

Proses pemetikan produksi dapat dilaksanakan secara terus-menerus dengan jenis petikan tertentu sampai tahap pemangkasan dilakukan. Menurut daun yang ditinggalkan, pemetikan produksi ini bisa dikelompokkan menjadi beberapa kategori yang meliputi :

  1. Pemetikan ringan, jikalau daun yang tertinggal pada perdu sebanyak 1-2 daun di atas kepel. Rumusnya adalah k+1 atau k+2.
  2. Pemetikan sedang, jikalau tidak ada daun yang tertinggal di tengah perdu namun di bagian tepinya terdapat 1 daun di atas kepel. Rumusnya yaitu k+0 di tengah dan k+1 di pinggir.
  3. Pemetikan berat, jikalau tidak ada daun sama sekali yang tertinggal pada perdu di atas kepel. Rumusnya yakni k+0.

Biasanya pemetikan produksi menerapkan teknik pemetikan sedang dengan bidang petik yang rata.

Jenis Petikan

Yang kami maksud dari jenis petikan ini yaitu kelompok jenis daun teh yang dipetik, yang meliputi :

  • Petikan halus, terdiri atas pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m). Rumusnya yaitu p+1 atau b+1m.
  • Petikan medium, terdiri atas pucuk peko (p) dengan dua atau tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua, atau tiga daun muda (p+2, p+3, b+1m, b+2m, b+3m)
  • Petikan kasar, terdiri atas pucuk peko (p) dengan lebih empat daun dan pucuk burung (b) dengan beberapa daun tua (t) yang disertakan (p+4 atau lebih, b+1-4t)