Kenali Macam-macam Penyakit Berbahaya yang Menyerang Tanaman Kelapa

Tanaman kelapa tumbuh subur di Indonesia. Jadi sudah lama masyarakat kita memanfaatkan hasil dari tanaman ini, terutama buahnya. Bahkan tanaman kelapa ini menjadi salah satu komoditas yang unggul di beberapa daerah. Manfaatnya begitu besar. Mulai dari untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sampai dengan berbagai industri. Sehingga sampai sekarang peluang dari budidaya tanaman kelapa ini masih terbuka lebar dan terus bertambah besar.

Namun sayangnya selalu ada penyakit yang mengintai kondisi tanaman yang kita budidayakan. Juga termasuk untuk pohon kelapa ini tidak luput dari serangan penyakit yang dapat menyebabkannya menjadi layu, tidak sehat, pertumbuhannya abnormal, sampai kematian. Sudah menjadi kewajiban bagi Anda yang membudidayakan tanaman kelapa untuk selalu waspada terhadap kemungkinan dari serangan penyakit. Penanganan secara tepat akan membantu menyembuhkannya.

Di bawah ini merupakan macam-macam penyakit yang sering kali ditemukan menyerang tanaman kelapa. Kami juga akan menjelaskan gejala-gejala awal dari serangan penyakit tersebut beserta cara yang tepat untuk mengendalikannya.

Penyakit Bercak Kelabu (Pestalotipsis palmarum)

Penyakit bercak kelabu yang menyerang tanaman kelapa ditimbulkan oleh cendawan Pestalotipsis palmarum, yang pada awalnya disebut Pestalotia (Pestalozzia) palmarum. Gejala awal dari serangan penyakit ini yaitu munculnya bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun, lalu berwarna cokelat kekuningan dan akhirnya menjadi kelabu. Area kelabu ini dikelilingi oleh tepi berwarna cokelat tua. Lama-kelamaan bercak-bercak tersebut akan menyatu sehingga ukurannya pun menjadi besar.

Pada area bercak juga biasanya terdapat bintik-bintik yang terdiri atas tubuh cendawan (Aseryulus). Kemudian pada tingkat lanjut penampilan daun akan tampak seolah-olah terbakar. Biasanya daun ini bakal lebih cepat mati karena penyakitnya. Teknik pengendaliannya bisa dilakukan dengan memberi air yang cukup, pemupukan secara berimbang, atau menggunakan fungisida apabila lebih dari 25% permukaan daun tertutup bercak. Rekomendasi kami yaitu fungisida Cobox 0.5%, Dithane M-45 0.3%, dan Daconil 75 WP 0.2%.

Penyakit Bercak Cokelat

Ada 2 jenis cendawan yang menyebabkan penyakit bercak cokelat pada tanaman kelapa antara lain Helminthosporium incurvatum atau dikenal pula Dreschlera (Bipolaris) incurvata, serta Curvalaria maculans, Colletotrichum. Gejala penyakit ini yaitu awalnya daun yang baru terbuka akan mengalami bercak kecil bulat berwarna kuning. Kemudian bercak ini akan semakin besar dan berubah menjadi warna cokelat tua.

Metode pengendalian yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit ini, meliputi :

  1. Daun yang terserang di area pembibitan bisa dipotong dan dibakar agar wabah tak meluas.
  2. Manfaatkan fungisida jika lebih dari 25% luas permukaan daun ditutupi oleh bercak.
  3. Pembibitan bisa dilindungi memakai fungisida yang mengandung cuprum Bipolaris incurvata.

Penyakit Busuk Kering

Pohon kelapa dapat terkena penyakit busuk kering apabila diserang oleh jamur Furasium sp. Tingkat serangan yang berat bahkan bisa menimbulkan kematian bibit tanaman hingga lebih dari 50%. Ciri-ciri serangannya yakni daun muda menguning, layu, mengering, dan mati. Bagian pucuk yang kering tersebut mudah dicabut. Penyakit ini sendiri mampu menyebar dengan cepat pada bibit yang berada di dekat sumber area penyakitnya.

Beberapa metode pengendalian yang dapat digunakan yaitu :

  1. Bibit yang menunjukkan gejala serangan penyakit wajib segera dicabut dan dimusnahkan.
  2. Pencegah dapat dilakukan memakai fungisida yang mengandung bahan aktif Cuprum.

Penyakit Bercak Kuning

Tanda-tanda serangan penyakit bercak kuning di antaranya terlihatnya bercak-bercak kering suram pada daun tua hingga daun keempat dari pucuk. Kemudian gejala ini berlanjut dengan menyatunya bercak-bercak tadi sehingga mengakibatkan daun pun mengering. Sedangkan pelepah daun bakalan terkulai di pangkalnya dan lama-lama akan menggantung di batang. Buah pun menjadi tidak normal, ukurannya kecil, bentuknya memanjang, dan sering tidak memiliki tempurung.

Teknik pengendalian penyakit bercak kuning yang kami sarankan antara lain :

  1. Melakukan sanitasi perkebunan dan memotong tanaman yang terserang.
  2. Segera memusnahkan pelepah pohon kelapa yang terjangkit penyakit ini.

Penyakit Busuk Pucuk

Penyakit busuk pucuk sering kali diiringi dengan penyakit gugur buah. Biang kerok dari penyakit ini adalah cendawan Phytophthora palmivora (Butler). Diketahui bahwa cendawan tersebut disebarkan oleh serangga seperti kumbang Oryctes rhinoceros dan semut. Gejala awalnya terlihat berubahnya warna pada daun kelapa menjadi pucat dan kusam. Bagian ujung daun yang baru terserang ini pun akan membengkok, tidak normal, dan menjadi layu meskipun warnanya masih agak hijau.

Gejala awal penyakit busuk pucuk yang selanjutnya yaitu adanya bercak-bercak tidak beraturan dan warnanya cokelat terang. Bercak ini lalu akan berkembang dan berubah warna menjadi gelap. Pada akhirnya daun pun menjadi cekung dan mengering dengan kondisi bagian atas dari bercak menjadi agak basah. Proses ini biasanya berlangsung selama 3-4 minggu. Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan ialah eradikasi alias pemusnahan tanaman terserang, sanitasi, dan karantina tanaman.

Penyakit Layu Karena Phytoplasma

Penyakit layu pada tanaman kelapa yang dikarenakan oleh Phytoplasma ini juga harus diwaspadai. Faktanya penyakit tersebut tidak hanya menyebabkan tanaman menjadi layu, tetapi juga sanggup mematikan tanaman kelapa dalam kurun waktu kurang dari 6-8 bulan saja. Ciri-ciri awalnya adalah semua daun akan mengering dan akhirnya tanaman pun mati. Penyakit ini tergolong yang paling berbahaya. Bahkan di beberapa negara bisa menjangkiti pohon kelapa sawit.

Metode pengendalian yang bisa Anda ambil di antaranya :

  1. Pohon kelapa yang sudah terjangkit penyakit wajib ditebang dan dibakar.
  2. Penyemprotan gulma perlu dilakukan karena bisa menjadi inang dari serangga penular penyakit ini.
  3. Pencegahannya dapat dilaksanakan melalui injeksi batang menggunakan antibiotika Oxyhidrotetraxiklin.