Sebagai makhluk hidup, bagaimanapun tanaman membutuhkan makanan untuk tetap dapat bertahan hidup. Makanan bagi tanaman ini berupa zat hara dan bahan organik yang terkandung di dalam media tanam. Tanaman akan menyerap makanan ini menggunakan akarnya setiap waktu. Alhasil kandungan nutrisi di dalam media tanam pun lama-kelamaan bakal semakin berkurang. Anda perlu mengisi ulang kembali melalui pemberian pupuk yang tepat ke media tanam tersebut.
Berdasarkan asal-usulnya terdapat dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk kimiawi. Anda dapat membuat pupuk organik sendiri karena pupuk ini dibuat dari bahan-bahan alami. Sedangkan pembuatan pupuk kimiawi memerlukan prosedur yang lebih kompleks. Hampir semua bahan alami dapat digunakan untuk membuat pupuk organik. Contohnya yaitu air cucian beras (ACB). Air bekas dari cucian beras yang biasa dibuang begitu saja ini ternyata bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk loh.
Air cucian beras dapat kita gunakan untuk membuat pupuk organik yang berguna bagi tanaman karena mengandung nutrisi seperti natrium, fosfor, dan kalium. Nilai kandungan nutrisi ini bahkan akan semakin meningkat apabila air cucian beras ini mengalami proses fermentasi dengan sempurna. Inilah yang bakal kita lakukan dalam membuat pupuk organik cair dari air bekas cucian beras. Yang mana adalah kita akan memfermentasikan air cucian beras supaya berubah menjadi pupuk organik cair yang siap pakai.
ALAT DAN BAHAN :
- Air cucian beras
- EM4/molase
- Botol plastik
- Ember
- Pengaduk
PROSES PEMBUATAN :
- Anda bisa memulainya dengan menyiapkan air cucian beras terlebih dahulu. Di sini Anda dapat memakai air bekas cucian biji beras yang pertama dan kedua. Kemudian seterusnya tidak perlu digunakan. Air bekas yang pertama dan kedua ini masih mengandung nutrisi yang tinggi.
- Masukkanlah air bekas cucian beras tadi sebanyak 10 liter ke dalam ember. Kemudian tuangkan juga cairan EM4 sebanyak 1 sendok makan ke ember tersebut. Kegunaan EM4 ini sebagai biang untuk memunculkan bakteri-bakteri baik. Lantas aduklah sampai tercampur merata.
- Campuran antara air cucian beras dan cairan EM4 ini kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Anda dapat menggunakan botol plastik, jerigen, stoples, ember, atau wadah lain yang memiliki penutup yang rapat. Isilah wadah tadi cukup sebanyak 3/4 dari total volumenya.
- Pada awalnya cairan yang sudah dimasukkan ke wadah dengan penutup rapat ini diletakkan di tempat yang gelap terlebih dahulu. Misalnya Anda dapat menaruhnya di bawah kolong kasur, dalam lemari, atau gudang. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik.
- Setelah seminggu berlangsung, Anda bisa memindahkan wadah tadi ke tempat terbuka namun tetap tidak boleh terkena pancaran sinar matahari secara langsung. Anda cukup meletakkannya di dalam ruangan dengan sirkulasi udara dan cahaya yang lancar saja.
- Untuk mendukung keberhasilan proses fermentasi air cucian beras di dalam wadah, Anda dapat mengocok wadah tersebut setiap 2-3 hari sekali. Lantas bukalah penutupnya dan biarkan selama 20-30 detik agar udara segar bisa memasukinya. Demikian wajib dilakukan berulang-ulang.
- Dalam kurun waktu 1 bulan biasanya proses fermentasi air cucian beras ini sudah selesai. Tanda umumnya yaitu terjadi perubahan warna air menjadi merah muda atau cokelat muda. Bau yang dikeluarkannya pun sudah tidak terlalu menyengat seperti pada awal pembuatan.
- Cara menggunakan pupuk organik cair (POC) dari air cucian beras ini mudah sekali karena masih sama seperti pupuk-pupuk lain yang sudah kami share sebelumnya. Anda bisa mencampurkan 1 gelas kecil (100 ml) pupuk ini ke dalam 1 ember air. Lalu siramkan ke media tanam tumbuhan.