Semua orang tentu menginginkan tumbuh-tumbuhan yang ditanamnya mampu tumbuh subur serta berkembang dengan baik. Biasanya sih orang-orang cuma akan berfokus terhadap tingkat kesuburan media tanam saja untuk dapat menyuburkan pertumbuhan tanaman. Namun kenyataannya adalah terdapat faktor lain yang juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Parameter tersebut yaitu tingkat keasaman (pH) tanah.
Disadari atau tidak, unsur hara yang terkandung di dalam tanah memang secara langsung sanggup mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan perkembangannya, di samping kemampuan tanaman itu sendiri dalam menyerap unsur hara di dalam tanah. Nah, salah satu faktor yang akan mempengaruhi kemampuan tanaman dalam mengambil zat-zat hara yang terdapat di tanah yaitu derajat keasaman tanah alias tingkat pH (potential of hydrogen) tanah tersebut.
Pada dasarnya, pH tanah ialah suatu standar pengukuran mengenai tingkat keasaman atau kebasaan tanah. Dengan mengetahui kadar pH tanah ini, maka petani dapat menentukan jenis-jenis tanaman apa saja yang cocok untuk dibudidayakan di tanah tersebut. Hal ini dikarenakan secara umum setiap tanaman membutuhkan karakteristik tanah dengan pH tertentu. Kalau pH ini terpenuhi dengan baik, maka tanaman tersebut akan tumbuh subur dan sanggup menghasilkan dengan optimal.
Berdasarkan derajatnya, maka terdapat tiga macam tingkat keasaman (pH) tanah yang menjadi acuan utama dalam bidang pertanian yang meliputi :
- Tingkat Keasaman (pH) Netral
Tanah yang mempunyai pH netral berada di kisaran angka 6,5 sampai 7,8. Ini merupakan pH yang paling ideal untuk dipakai bercocok tanam. Tanah dengan pH netral juga mengandung senyawa organik, unsur hara, mineral alam, dan mikroorganisme yang optimal. Oleh karena itu, tanaman akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang maksimal manakala ditanam di tanah dengan tingkat keasaman (pH) netral.
- Tingkat Keasaman (pH) Asam
Suatu tanah dikatakan bersifat asam apabila pH-nya berada di bawah angka 7. Umumnya sih tanah ini terdapat di lahan gambut yang cenderung mempunyai hidrogen, aluminium, serta belerang dengan kadar yang tinggi. Pada keadaan asam ini, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu karena penyerapan zat hara oleh akar tanaman tidak dapat optimal. Pemanfaatan dolomit atau kapur pertanian bisa menaikkan pH tanah supaya netral.
- Tingkat Keasaman (pH) Basa
Tanah yang mempunyai pH basa ini berarti tingkat keasamannya berada di atas angka 7 ya. Penyebabnya tidak lain karena kandungan zat kapurnya begitu tinggi, serta banyak memiliki kandungan ion kalsium, kalium, magnesium, dan natrium. Biasanya sih tanah basa ini banyak terdapat di wilayah pesisir pantai. Solusi yang bisa dilakukan untuk membuat tanah dengan pH basa supaya menjadi pH netral adalah memberikan kapur gypsum.
Cara Mengetahui pH Tanah
Di era modern seperti sekarang telah banyak alat-alat pertanian modern yang tercipta. Salah satunya yaitu pH meter yang berfungsi untuk mengukur tingkat keasaman (pH) tanah secara tepat. Sebaiknya para petani mengetahui bagaimana caranya mengukur tanah menggunakan pH meter ini agar dapat menciptakan kondisi tanah yang ideal bagi tanaman, terutama tingkat keasaman (pH). Dengan begini maka tanaman bakal tumbuh secara optimal di tanah dengan pH yang sesuai tersebut.
Dibandingkan pemakaian kertas lakmus, pH meter mampu memberikan skala pH tanah yang akurat, tak hanya sifat umumnya saja. Seperti kita tahu, kertas lakmus dapat dimanfaatkan untuk mengecek sifat pH tanah apakah asam, basa, atau netral. Sedangkan pH meter memiliki kemampuan yang lebih akurat lagi karena dapat menunjukkan derajat keasaman tanah berupa skala angka antara 0-14. Hal ini membuat kita bisa memberikan penanganan yang tepat untuk menetralkan pH tanah.
Tanah yang memiliki pH rendah atau bersifat asam mengakibatkan unsur-unsur magnesium, fosfor, dan kalsium akan terikat secara kimiawi sehingga tidak mampu diserap oleh akar tanaman. Bahkan dalam keadaan tertentu, unsur mangan dan aluminium ini dapat berubah menjadi racun yang justru membahayakan tanaman. Pemberian pupuk juga tak akan efektif di tanah asam ini sebab kandungan unsur hara di dalamnya tidak bisa diserap secara maksimal oleh tanaman tersebut.
Jadi pH tanah yang bersifat asam ini tidak boleh dibiarkan begitu saja dan harus ditangani serius agar menjadi pH tanah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemakaian dolomit atau dikenal sebagai kapur pertanian telah terbukti secara efektif mampu meningkatkan pH tanah ke ambang yang sesuai keinginan. Misalnya ketika Anda ingin menaikkan pH tanah dari 4,5 menjadi 6, maka Anda bisa pakai dolomit sebanyak 5,23 ton/ha. Pemberian dolomit ini dilakukan setiap 3-5 tahun.
Sementara itu, tanah yang memiliki pH tinggi dapat disebut bersifat basa. Tanah basa akan membuat unsur hara mikro seperti zat besi, tembaga, seng, dan mangan bakal terikat secara kimiawi sehingga tidak bisa diserap oleh akar tanaman. Akibatnya adalah pertumbuhan tanaman akan terganggu serta hasilnya pun tidak akan maksimal. Sebaiknya Anda dapat melaksanakan upaya-upaya tertentu untuk menurunkan pH tanah dahulu agar sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk menurunkan pH tanah adalah memberikan kapur gypsum. Pemberian kapur gypsum ini telah terbukti secara efektif mampu menetralkan sifat basa tanah, yang mana pH tanah akan turun setelah unsur sodium yang dikandungnya telah habis, meskipun biasanya hanya dapat mencapai angka 7,5 saja. Sedangkan pemberian unsur asam atau belerang biasanya tak kan efektif untuk menurunkan sifat basa pada tanah dengan unsur kapur yang mengandung mineral kalsium karbonat.