Sampai sekarang peluang membudidayakan pohon mangga masih sangat terbuka lebar. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya orang yang menyukai buah mangga. Ditambah dengan adanya pasar global saat ini membuat pangsanya semakin besar. Bagaimanapun buah yang berkualitas mempunyai harga yang jauh lebih baik, serta mampu menembus pasar untuk kalangan menengah ke atas. Bahkan di luar negeri, mangga merupakan buah impor yang harganya begitu mahal loh.
Guna memenuhi kebutuhan buah mangga di luar negeri, maka dibutuhkan suplai yang berkelanjutan serta standar mutu yang jelas dan tidak berubah. Jadi pada akhirnya diperlukan pula pengembangan agribisnis mangga yang mencakup areal tanam yang luas dengan metode kultur teknis dan pekerjaan pasca panen yang terkendali dengan baik. Standar mutu mangga tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3164-1992 yang meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, dan pengemasan.
Panen Buah Mangga
Pohon mangga yang ditanam dari bibit cangkok biasanya mampu menghasilkan buah pada umur 4-5 tahun. Sedangkan untuk bibit yang berasal dari teknik okulasi akan berbuah setelah berumur sekitar 6-7 tahun. Hasil buah pada musim pertama biasanya masih sedikit, yakni hanya berkisar 10-15 buah. Tetapi hasil ini akan meningkat sampai 300-500 buah/pohon setelah tanaman berumur lebih dari 10 tahun. Puncak musim panen buah mangga berlangsung pada bulan September hingga Oktober.
Ciri-ciri buah mangga yang telah layak panen yaitu terdapat buah yang terjatuh sendiri karena sudah matang setidaknya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua agak kebiruan atau warna buah golek/gedok menjadi kuning kemerahan. Usahakan untuk memetik buah ketika kondisinya masih cukup keras sehingga daya simpannya pun lebih lama. Usahakan pemetikan dilakukan dengan hati-hati supaya tidak terpotong, tercongkel, atau terjatuh sampai memar.
Anda bisa menggunakan galah dengan pisau yang tajam pada bagian ujungnya untuk memetik buah mangga tersebut. Buah-buah ini lalu dapat dimasukkan ke dalam keranjang penampung buah. Pohon mangga di Indonesia biasanya hanya berbuah setahun sekali sehingga pemanenannya pun dilakukan dalam satu periode satu saja. Namun buah-buah mangga tadi tidak mencapai kondisi matang secara serempak. Jadi tetap perlu dilaksanakan beberapa kali pekerjaan panen.
Adapun prakiraan produksi pohon mangga yang berasal dari bibit cangkok adalah sebagai berikut :
- Pohon muda biasanya menghasilkan 50-100 buah/tahun
- Pohon berumur 10 tahun bisa menghasilkan 300-500 buah/tahun
- Pohon berumur 15 tahun akan meningkat hasilnya 1000 buah/tahun
- Pohon berumur 20 tahun (produksi maksimal) mencapai 2000 buah/tahun
Pasca Panen Pohon Mangga
Buah mangga hasil panen bisa dikumpulkan di tempat yang teduh untuk menjaga kesegarannya. Lalu penyortiran perlu dilakukan untuk memisahkan buah mangga yang telah rusak dengan buah mangga yang kondisinya mulus. Kemudian buah mangga terpilih bisa dibersihkan memakai kain lap terutama untuk menghilangkan getahnya yang bisa menurunkan mutu buah. Khusus untuk buah mangga yang akan dipasarkan di dalam negeri, pemeraman dapat dilakukan untuk mempercepat pemasakannya.
Penyortiran berdasarkan berat buah dapat diklasifikasikan seperti di bawah ini :
- Kelas I : lebih dari 320 gram/buah
- Kelas II : antara 270-320 gram/buah
- Kelas III : antara 200-270 gram/buah
Sedangkan penyortiran menurut ukuran buah adalah sebagai berikut :
- Besar : arumanis lebih dari 17.5 cm, golek lebih dari 20 cm
- Sedang : arumanis antara 15-17.5 cm, golek antara 17.5-20 cm
- Kecil : arumanis kurang dari 15 cm, golek kurang dari 17.5 cm