Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) adalah tanaman perkebunan yang dimanfaatkan lapisan kulit batangnya sebagai rempah-rempah, obat herbal, serta bahan industri farmasi dan kosmetik. Lapisan kulit kayu manis ini memiliki cita rasa dan aroma manis (sweetness) yang begitu khas. Hal inilah yang membuatnya terus dicari dan bernilai ekonomis tinggi. Perawatan pohon kayu manis yang baik bakal menghasilkan produk kayu manis yang berkualitas tinggi dan memenuhi standar pasar.
Namun Anda harus waspada terhadap potensi serangan hama yang dapat merusak tanaman sampai menimbulkan kecacatan produk kayu manis yang serius. Faktanya yaitu hama bisa menyerang pohon kayu manis di mana saja. Serangan hama ini mampu menurunkan mutu hasil produk yang notabene sebagian besar diperuntukkan ke pasar ekspor. Oleh karena itu, metode pengendalian hama secara tepat harus dilaksanakan sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya gagal panen.
Ada beberapa hama yang menyerang tanaman kayu manis antara lain ulat sikat, ulat sikat rambut kuning, ulat kenari, kutu perisai, kutu loncat, dan kumbang moncong. Kami akan coba menjelaskan tentang hama-hama ini dan metode yang tepat untuk mengendalikannya.
Ulat Sikat
Ulat sikat pada dasarnya merupakan wujud larva dari kupu-kupu Dasychira mendosa. Kupu-kupu ini berasal dari Asia Timur, Asia Selatan, sampai Australia. Disebut ulat sikat karena ulat ini diselubungi oleh rambut-rambut panjang di sekeliling tubuhnya hingga tampak menyerupai sikat. Ulat sikat ini mempunyai tubuh sepanjang 3-4 cm dengan kepala berwarna merah. Biasanya ulat sikat menyerang daun tanaman kayu manis, di mana serangan yang parah akan menyebabkan kematian.
Gejala awal tanaman kayu manis yang terserang ulat sikat antara lain daunnya tampak rusak akibat digerogoti serta banyak terdapat kotoran ulat dan bekas sobekan daun di bawah pohon. Anda dapat mengendalikan serangan hama ini dengan metode mekanik dan kimiawi. Secara mekanik, Anda bisa menangkap ulat-ulat sikat yang menempel di daun, kemudian membuang atau memusnahkannya. Sedangkan cara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan insektisida kontak.
Ulat Sikat Kuning
Ulat sikat kuning adalah larva dari kupu-kupu Orgyia postica yang betinanya tak memiliki sayap. Ulat ini mempunyai gugusan rambut kuning di bagian atas depan dari tubuhnya. Kenyataannya yaitu ulat ini mampu berkembang biak secara eksplosif. Sebatang pohon kayu manis bisa diserang oleh banyak ulat sekaligus, di mana serangannya biasanya terjadi pada malam hari. Pada tingkat serangan yang parah, tanaman kayu manis bisa mati akibat tidak mempunyai daun sama sekali.
Pengendalian hama ulat sikat kuning harus segera dikerjakan untuk mencegah serangannya semakin menjadi parah. Namun sebelumnya Anda mesti mengetahui gejala awal dari serangan ulat tersebut. Pada umumnya ulat sikat kuning mempunyai kemampuan memakan daun dalam waktu yang cepat sekali. Bahkan jika dibiarkan begitu saja, pohon ini bisa menjadi gundul akibat serangan ulat ini. Jadi pengendalian hama secara mekanik dan kimiawi wajib dilaksanakan secepatnya.
Ulat Kenari
Ulat kenari merupakan bentuk larva dari kupu-kupu Cricula trifenestrata. Bahayanya dari ulat satu ini yaitu dapat menyerang tanaman muda sampai tua sekalipun. Serangan pada tanaman muda bahkan mampu mengakibatkan tanaman menjadi mati. Sedangkan pada tanaman tua, serangan ulat ini bisa menyebabkan mutu dan kuantitas hasil produksi kayu manis menurun sebab lapisan kulit batangnya susah dikelupas. Anda tidak boleh membiarkan serangan ulat ini terus berlanjut.
Ulat kenari memiliki tubuh yang berwarna hitam serta berambut dan berbintik-bintik putih. Kepala dan abdomennya berwarna merah. Panjang tubuhnya mencapai 6 cm dengan fase larva selama 25-30 hari. Gejala utama dari serangan ulat kenari ini adalah lapisan kulit batang kayu manis menjadi susah dikupas karena lengket. Terdapat cukup banyak telur ulat yang menempel di daun dan cabang tanaman. Ulat ini biasanya mulai menyerang sejak tanaman berumur 1 tahun.
Pengendalian hama ulat kenari pada tanaman kayu manis dapat dilakukan dengan metode di bawah ini!
- Pengendalian secara fisik bisa dilaksanakan dengan hama tersebut, mencakup larva dan juga kepompongnya, lalu membakarnya sampai habis tak tersisa.
- Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif fenvalerat (Sumicidin 5 EC) dengan dosis 1 ml/ 1 liter air atau sipermetrin (Cymbush 50 EC) dengan dosis 1,5 ml/ 1 liter air yang terbukti mampu membunuh larva hingga 80-90%.
- Pengendalian secara biologis bisa dilakukan dengan memanfaatkan musuh alaminya seperti kelompok ngengat Telenomus sp, Agiommatus sp, Xantopimpla sp, dan Excorita sp yang akan menyerang larva dan telur.
Kutu Loncat
Kutu loncat (psylid) adalah serangga dalam famili Psylidae. Kebanyakan kutu loncat ini berupa kutu pinjal atau kutu anjing. Kutu ini mempunyai ukuran yang kecil dengan panjang hanya 2 mm. Bentuk tubuhnya menyerupai aphid, memiliki kaki peloncat, serta sungutnya panjang. Sedangkan kutu yang sudah dewasa mempunyai sayap. Hama kutu loncat ini menyerang tanaman kayu manis dengan cara menyerap cairan tumbuhan yang terdapat di bagian daunnya.
Adapun gejala awal dari serangan kutu loncat yaitu munculnya gelembung-gelembung yang memiliki bentuk tidak beraturan di permukaan daun sebagai dampak dari sengatan moncong kutu loncat ini. Moncong inilah yang notabene berfungsi sebagai alat pengisap cairan. Serangan kutu loncat ini mesti segera ditangani agar dampaknya tidak semakin meluas. Anda bisa mencoba menggunakan produk insektisida berbahan aktif sipermetrin (Cymbush 50 EC) untuk mengatasi hama ini.
Kumbang Moncong
Kumbang moncong (Rhynchites lauraceae) mempunyai tubuh yang berwarna hitam dengan panjang tubuh sekitar 5-6 mm. Kumbang ini banyak ditemukan di Pulau Jawa. Dinamakan kumbang moncong karena kumbang ini memiliki mulut yang menjorok ke depan membentuk moncong halus sepanjang 1,5 mm. Kumbang ini biasanya menyerang ranting tanaman yang masih muda. Selain tanaman kayu manis, kumbang moncong juga sering ditemukan menyerang pohon alpukat.
Ciri-ciri pohon kayu manis yang terserang kumbang moncong yaitu bagian rantingnya cukup banyak yang mengering serta terdapat alur atau lubang yang berbentuk spiral melingkari ranting di bagian dalamnya. Metode pengendalian kumbang moncong dapat dilakukan dengan menangkap kemudian membuang atau membinasakannya. Anda juga harus selalu menjaga kebersihan di area lingkungan perkebunan, menyiangi gulma secara berkala, dan menggunakan bibit yang sehat.
Kutu Perisai
Kutu perisai (Parlatoria sp) memiliki tubuh yang berwarna hitam dan memiliki punggung yang keras layaknya perisai. Kutu ini biasanya menempel di bagian daun dan ranting tanaman. Kutu ini sering ditemukan hidup secara berkelompok dan mampu berkembang biak dengan cepat. Bagian tanaman yang diserang adalah daun dan ranting tanaman kayu manis. Kutu perisai ini akan menyerang bagian tanaman tersebut sehingga mengakibatkan pertumbuhannya terganggu sampai kematian.
Gejala awal dari serangan kutu perisai adalah daun yang masih muda pada tanaman kayu putih yang terserang akan memiliki bercak-bercak yang berwarna kuning, lalu lama-kelamaan daun ini menjadi layu dan mengering. Pengendalian harus cepat dilakukan untuk mencegah dampak yang lebih buruk. Metode pengendalian secara kimia dilaksanakan dengan menyemprotkan insektisida yang berbahan aktif bifetrin seperti Talstar 25 EC dengan dosis sesuai anjuran yang tercantum pada kemasannya.