Panduan Melakukan Okulasi Tanaman yang Benar, Khusus untuk Pemula

Para petani terus berupaya untuk menaikkan mutu hasil buah dari tanaman yang dibudidayakannya. Salah satunya melalui teknik perbanyakan tanaman dengan okulasi. Pada dasarnya okulasi (budding) adalah suatu metode perkembangbiakan tanaman secara vegetatif (buatan) yang dikerjakan dengan menggabungkan dua bagian tanaman agar menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebenarnya kita dapat mengokulasi tanaman yang berlainan jenis, asalkan keduanya masih tergolong famili yang sama.

Tujuan utama okulasi tanaman adalah menciptakan tanaman baru berkualitas unggul yang memiliki mutu lebih baik dari kedua pohon induknya. Di sini biasanya digunakan tanaman A yang mempunyai hasil buah yang berkualitas tinggi, serta tanaman B yang memiliki sistem perakaran yang kokoh. Jadi nantinya bibit tanaman yang dihasilkan dari cara okulasi ini berupa bibit yang mempunyai akar kuat dan hasil buahnya pun bagus. Bahkan tak menutup kemungkinan diperoleh bibit tanaman yang bisa menghasilkan buah yang berbeda-beda.

Di bawah ini merupakan langkah-langkah mengokulasi tanaman dengan benar yang dapat Anda coba praktikkan sendiri untuk menghasilkan bibit tanaman yang berkualitas unggul!

Pemilihan Tanaman

Terdapat dua tanaman yang dipakai dalam proses okulasi. Yang pertama adalah batang atas (entres) dikenal pula dengan sebutan pohon pendonor, harus dipilih jenis tanaman yang dapat menghasilkan buah yang mutunya unggul. Sedangkan untuk batang bawah alias pohon penerima sebaiknya dipilih yang memiliki batang kokoh dan akar kuat. Selain itu, kedua tanaman tersebut harus sama-sama ada dalam kondisi yang sehat, bebas penyakit, dan usianya sudah cukup.

Cukup tidaknya umur tanaman bisa diketahui melalui batangnya. Jadi tanaman yang telah cukup tua memungkinkan kita untuk mengupas lapisan kulit di batang. Kulit batang tanaman yang bisa dikupas menandakan bahwa terdapat kambium yang cukup banyak di batang tersebut. Kambium ini sendiri berfungsi sebagai jaringan angkut makanan dari daun ke batang. Dalam proses okulasi, kambium ini berguna sebagai perekat mata tunas pohon pendonor dengan batang pohon penerima.

Peranan kambium dalam mendukung proses okulasi tanaman memang sangat besar. Bila jaringan ini sampai hilang, maka dapat dipastikan okulasi yang sedang dilakukan akan mengalami kegagalan. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu mata tunas. Hendaknya pilih mata tunas yang benar-benar sehat. Jika pohon pendonor tak memiliki mata tuna, Anda bisa mencoba memangkas daunnya secukupnya untuk merangsang tanaman tersebut menumbuhkan tunas yang baru.

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengokulasi tanaman adalah penentuan waktu yang tepat. Ada waktu terbaik untuk melaksanakan proses okulasi ini yaitu di kala tumbuhan sedang melakukan proses fotosintesis. Biasanya hal ini terjadi di pagi hari. Jadi sebaiknya Anda mengerjakan okulasi tanaman ini saat pagi. Selain itu, melakukan okulasi atau penempelan tanaman ini di musim kemarau umumnya mempunyai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Proses Kerja Okulasi

Khususnya bagi Anda yang ingin belajar mengokulasi tanaman sendiri, silakan Anda dapat mengikuti panduan langkah-langkah di bawah ini!

  1. Anda membersihkan batang bawah terlebih dahulu, terutama pada bagian yang akan dibuat sobekan untuk keperluan okulasi. Anda cukup mengusapnya memakai tangan.
  2. Kemudian Anda bisa membuat sayatan pada batang bawah sebagai tempat untuk menempel tunas. Sebaiknya gunakan cutter yang tajam dan steril untuk menghindari kontaminasi yang bisa menyebabkan pembusukan. Bila perlu, Anda bisa mencuci cutter dengan alkohol.
  3. Sekarang beralih ke pohon pendonor. Anda bisa mengambil sedikit area di dekat mata tunas sebagai entres. Usahakan Anda memotong batang entres ini dalam sekali sayatan memakai cutter yang tajam.
  4. Lantas pada pohon penerima, Anda dapat membuat sayatan horizontal dan sayatan vertikal sehingga sayatan ini nantinya bakal membentuk seperti huruf T. Disarankan untuk membuat sayatan yang tidak terlalu dalam agar tidak mengenai jaringan kambium.
  5. Tariklah ujung kulit tanaman pada bagian kanan dan kirinya ke bawah dengan hati-hati. Hal ini akan membentuk celah yang dapat dimanfaatkan untuk menyisipkan tunas (entres) dari pohon pendonor.
  6. Sekarang Anda tinggal memasukkan tunas dari pohon pendonor ke dalam celah tersebut. Lalu ikatlah menggunakan tali dengan kuat.
  7. Lanjutkan dengan menutup semua celah yang ada supaya tidak ada air dan udara yang dapat memasuki bagian yang sedang ditempelkan tadi. Perlu diketahui, air bisa memicu terjadinya pembusukan. Sedangkan udara akan membuat kambium cepat mengering.
  8. Ciri-ciri okulasi tanaman yang berhasil yaitu tempelan benar-benar menyatu dan mata tunas pun mulai tumbuh. Jika sudah begini, Anda harus segera melepaskan ikatannya supaya tunas bisa tumbuh dengan bebas.

Faktor Pendukung Keberhasilan

Paling tidak terdapat 3 faktor utama yang mendukung keberhasilan proses okulasi yang kita kerjakan di antaranya :

  1. Pemilihan Tanaman Induk

Tanaman induk yang digunakan untuk mengokulasi tanaman sebaiknya dipilih dari jenis yang mempunyai sifat dan karakteristik yang unggul. Selain itu, keadaan tanaman tersebut harus sehat atau bebas dari penyakit. Anda harus menggunakan tanaman yang sudah mempunyai umur yang cukup sehingga telah mengandung lapisan kambium yang baik untuk mendukung proses okulasi tanaman tersebut.

  1. Waktu Pelaksanaan Okulasi

Ada waktu yang paling bagus untuk melaksanakan proses okulasi yaitu pada pagi hari antara pukul 7-10 pagi tergantung kondisi cuaca di setiap daerah. Pemilihan waktu ini didasarkan pada kebiasaan tanaman yang sedang aktif berfotosintesis di pagi hari sehingga kambiumnya pun masih aktif dan optimum. Kalau dilakukan di siang hari, daun sudah mulai layu sehingga bisa menyebabkan kegagalan. Namun hal ini bisa dihindari dengan mengokulasi tanaman di tempat yang teduh.

  1. Kebersihan Alat yang Dipakai

Luka sayatan pada proses okulasi tanaman ini rentan sekali diserang oleh kuman dan bakteri penyebab pembusukan. Oleh sebab itu, semua peralatan yang digunakan di sini harus bersih dan steril. Selain itu pisau yang digunakan harus benar-benar tajam. Anda bisa menggunakan cutter atau silet. Jika ingin berhemat, silet yang masih baru bisa dipotong menjadi dua. Anda bisa memakai potongan pertama dahulu. Kalau sudah tak tajam lagi, silakan ganti memakai potongan silet yang kedua.