Budidaya Stroberi yang Benar agar Menghasilkan Panen Maksimal

Tanaman stroberi tumbuh dengan baik di daerah yang berada pada ketinggian 1000-1500 m dpl. Disebut ideal karena tempat ini mempunyai curah hujan rata-rata 600-700 mm/tahun, penyinaran matahari 8-10 jam/hari, temperatur udara 17-20 oC, dan kelembapan udara 80-90%. Tanaman ini bisa tumbuh subur di tanah liat berpasir, kondisinya gembur, mengandung banyak zat hara, tata air dan udara yang baik, serta pH (tingkat keasaman) tanah 5,4-7,0 atau 6,5-7,0 untuk penanaman di pot.

PEMBENIHAN

Tanaman stroberi bisa diperbanyak menggunakan metode generatif dan vegetatif. Perbanyakan dengan biji biasanya diaplikasikan untuk menciptakan kultivar/varietas yang baru. Para petani sendiri lebih suka menanam stroberi secara vegetatif dengan menggunakan anakan, stolon, atau akar sulurnya sebab lebih mudah dan cepat tumbuh besar. Adapun kebutuhan benih tanaman stroberi sekitar 40.000-50.000 per hektar tergantung jenis varietas tanaman dan jarak tanamnya.

Benih stroberi berupa anakan maupun stolon wajib berasal dari tanaman induk yang berumur 1-2 tahun, kondisinya sehat, dan mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi. Kenyataannya perbanyakan stroberi memakai stolon lebih baik daripada anakan karena sanggup menghasilkan klon tanaman induk sehingga mempunyai peluang hidup yang lebih tinggi. Adapun langkah-langkah penyiapan benih tanaman stroberi yang baik adalah sebagai berikut :

  1. Rumpun tanaman stroberi dapat dibongkar dahulu untuk mengambil anakannya.
  2. Bagilah tanaman induk menjadi beberapa bagian yang mempunyai minimal 1 anakan.
  3. Khusus untuk benih stolon, pilih tanaman induk yang telah memiliki sulur pertama dan kedua.
  4. Stolon bisa ditanam di polybag selama kurang lebih 1 bulan.
  5. Setelah memiliki setidaknya 3 helai daun, stolon bisa dipotong untuk ditanam sendiri.

Untuk mendapatkan bibit tanaman stroberi yang bebas dari virus, maka bisa dilaksanakan perbanyakan tanaman secara in vitro. Di sini Anda dapat mengaplikasikan metode kultur jaringan terhadap meristem pucuk tanaman stroberi. Pilihlah meristem pucuk yang berukuran 0,5-0,7 mm yang pada umumnya tidak mengandung virus. Kemudian meristem pucuk ini ditanam di dalam media kultur jaringan dalam kondisi aseptik di laboratorium khusus. Kami akan membahas topik ini pada artikel yang akan datang.

PENANAMAN

Penanaman bibit tanaman stroberi di lapangan dapat menggunakan mulsa plastik ataupun tanpa mulsa plastik. Keduanya sama-sama dilakukan di awal musim hujan. Untuk budidaya tanpa mulsa plastik, Anda bisa mengolah lahan dahulu sedalam 30-40 cm dan dibiarkan selama 15-30 hari agar kondisinya menjadi normal. Setelah itu Anda bisa membangun bedengan yang berukuran lebar 80 – 100 cm, tinggi 30-40 cm, dan panjang menyesuaikan lahan. Adapun jarak antar-bedengan yaitu 40-60 cm. Lantas tebarkan pupuk kandang 20-30 ton/ha di permukaan bedengan. Biarkan selama 15 hari.

Sementara itu untuk budidaya dengan mulsa plastik bisa diawali dengan pembajakan tanah dahulu serta mengering-anginkannya selama 15-30 hari. Berikutnya Anda dapat membuat bedengan yang berukuran lebar 80-120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang menyesuaikan lahan, dan jarak antar-bedengan 60 cm. Selain bedengan, Anda juga bisa menggunakan guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30-40 cm, panjang disesuaikan dengan ukuran lahan, dan jarak antar-guludan 60 cm.

PEMELIHARAAN

Upaya penyulaman dilaksanakan sampai tanaman berumur 15 hari. Yang perlu disulam adalah tanaman yang mati atau pertumbuhannya tak normal. Kemudian penyiangan dan pewiwilan dilakukan baik untuk pertanaman stroberi tanpa mulsa maupun dengan mulsa. Mulsa yang berada di antara barisan tanaman mesti dicabut dahulu, lalu dibenamkan ke tanah. Selain itu, Anda juga perlu melakukan pemangkasan terhadap tanaman stroberi yang daunnya terlalu rimbun, khususnya daun yang tua dan rusak. Lakukan pemangkasan ini setiap 2 tahun agar kondisi tanaman tetap berada di fase remaja.

Bentuk perawatan yang sangat penting ialah pemupukan. Sesuaikan jenis pupuk yang diberikan dengan fase tanaman. Pada fase benih yang notabene mengutamakan pertumbuhan vegetatif, gunakan pupuk NPK yang mengandung kadar N lebih tinggi daripada P dan K seperti NPK 32-10-10. Kemudian pada fase pertengahan, Anda bisa memberikan pupuk NPK dengan kada yang seimbang yaitu NPK 10-10-10 atau NPK 20-20-20. Lalu pada fase generatif, di mana sedang terjadi pembentukan buah, direkomendasikan memakai pupuk NPK dengan perbandingan kadar N dan K yaitu 1:2 atau 1:3 seperti KNO3 atau NPK 10-10-20.

Adapun jenis-jenis hama yang menyerang tanaman stroberi antara lain :

  1. Kutu Daun (Chaetosiphon fragaefolii)

Kutu daun ini berwarna kuning kemerahan, ukuran kecil (1-2 mm), serta hidup bergerombol di permukaan bawah daun. Gejala awal serangannya yaitu pucuk mengeriput, daun mengeriting, dan pertumbuhan bunga/buah menjadi terhambat. Upaya pengendalian kutu daun ini memakai insektisida Fastac 15 EC atau Confidor 200 LC.

  1. Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.)

Tungau ini memiliki ukuran yang sangat kecil dengan telur yang berwarna kemerah-merahan. Si betinanya berbentuk oval dan jantannya berbentuk agak segitiga. Gejala awal serangan tungau ini antara lain timbul bercak kuning sampai cokelat pada daun, serta daunnya menjadi keriting, mengering, dan gugur. Metode pengendaliannya bisa memanfaatkan insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC, atau Agrimec 18 EC.

  1. Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau Aphelenchoides ritzemabosi)

Nematoda biasa hidup di pangkal batang tanaman stroberi hingga pucuk daunnya. Gejala awal dari serangannya yaitu tanaman menjadi kerdil, tangkai daun kurus, dan kurang berbulu. Teknik pengendalian hama bisa dilakukan dengan mengaplikasikan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G, atau Nemacur 10 G.

Sementara itu, beberapa penyakit yang kerap menyerang tanaman stroberi meliputi :

  1. Kapang Kelabu (Borytis cinerea)

Gejalanya yaitu bagian buah stroberi membusuk dan berwarna cokelat, lalu mengering. Metode pengendaliannya bisa memakai fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.

  1. Busuk Buah Matang (Colletotrichum fragariae Brooks)

Gejalanya antara lain buah stroberi yang telah matang menjadi agak basah, berwarna cokelat muda, dan dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendaliannya memakai fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, atau Cupravit OB 21.

  1. Empelur Merah (Phytopthora fragariae Hickman)

Cendawan menyerang akar tanaman stroberi sehingga mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, dan akhirnya layu. Apabila akarnya dipotong, maka terlihat adanya cincin merah di sana. Teknik pengendaliannya bisa menggunakan fungisida sistemik. Tidak disarankan memakai fungisida ini dalam 2 minggu menjelang waktu panen.

PANEN

Tanaman stroberi yang berasal dari stolon dan anakan biasanya akan mulai menghasilkan bunga ketika umurnya sudah mencapai 2 bulan setelah tanam. Direkomendasikan untuk membuang bunga pertama karena kualitasnya masih rendah. Barulah setelah tanaman berusia 4 bulan, bunga yang tumbuh ini bisa dipelihara supaya berkembang menjadi buah. Periode pembungaan beserta pembuahan pada tanaman stroberi ini bisa berlangsung selama 2 tahun berturut-turut tanpa henti.

Pemanenan buah dapat disesuaikan dengan permintaan pasar, di mana setiap sektor pasar ini biasanya menghendaki kondisi buah stroberi yang beragam. Buah stroberi yang telah dipetik kemudian disimpan di dalam wadah khusus dengan hati-hati agar tidak memar ataupun terluka. Sebaiknya simpanlah wadah di tempat yang teduh. Setelah cukup banyak, hasil panen harus lekas diangkut ke tempat penampungan hasil. Selanjutnya lakukan penyortiran berdasarkan mutu yang telah ditentukan. Dan terakhir buah-buah stroberi ini dikemas ke dalam packing ukuran 250 gram dan 500 gram.