Budidaya melati dapat Anda coba untuk mendapatkan keuntungan dari bunga melati mengingat tingkat permintaan pasarnya terbilang cukup tinggi. Tapi Anda harus memperhatikan kondisi dengan baik sebab kenyataannya tanaman ini pun tidak terlepas dari gangguan hama dan penyakit. Pengendalian dengan metode hayati sangat dianjurkan dengan memanfaatkan musuh-musuh alami dari hama tersebut, baik itu parasitoid, predator, maupun patogen. Caranya dapat dilakukan dengan memasukkan, memelihara, memperbanyak, dan atau melepaskan musuh alami. Serta bisa juga dengan mengurangi penggunaan zat pestisida organik sintetik yang berspektrum melebar atau menggunakan pestisida secara selektif.
Sedangkan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kondisi ekosistem pertanian agar tetap dapat mendukung pertumbuhan tanaman melati dengan baik, meliputi :
- Penggunaan bibit berkualitas unggul
- Proses sanitasi kebun secara berkala
- Pemupukan secara tepa dan berimbang
- Pola pergiliran tanaman dengan baik
- Pemanfaatan tanaman perangkap
Kenyataannya ialah ada beberapa hama dan penyakit yang kerap kali menyerang tanaman melati. Anda harus mengetahui semuanya secara lengkap, termasuk gejala awal dan pengendaliannya, supaya upaya budidaya tanaman melati yang dilakukan dapat menuai hasil yang optimal.
HAMA
Hama tanaman melati yaitu ulat palpita, penggerek bunga, thrips, sisik peudococcus, ulat nausinoe, dan ham-hama lainnya.
- Ulat Palpita (Palpita unionalis Hubn)
Palpita unionalis Hubn termasuk dalam ordo Lepidoptera di famili Pyralidae. Stadium larva (ulat) serangga ini yang merusak tanaman melati. Upaya pengendaliannya dapat dilaksanakan dengan memotong bagian tanaman yang sudah terserang skala berat serta menyemprotkan insektisida yang mangkus dan sangkil. Contohnya antara lain Decis 2.5 EC, Perfekthion 400E, dan Curacron 500 EC.
- Thrips (Thrips sp)
Thrips adalah serangga yang tergolong ordo Thysanoptera dan famili Thripidae. Hama ini sendiri suka memangsa segala jenis tanaman (polifag). Biasanya thrips akan menghisap cairan di daun-daun melati, terutama daun-daun muda (pucuk). Pengendaliannya bisa dilakukan dengan jalan mengurangi ragam tanaman inang di lahan serta menyemprotkan insektisida yang mangkus. Misalnya Mesurol 50 WP, Pegasus 500 SC/Dicarzol 25 SP.
- Ulat Nausinoe (Nausinoe geometralis)
Ulat nausinoe termasuk ordo Lepidoptera pada famili Pyralidae. Fase dewasa dari ulat ini berupa ngengat berwarna cokelat dengan ukuran panjang tubuh rata-rata 12 mm. Panjang sayap sekitar 24 mm, berwarna cokelat, dan berbintik-bintik transparan. Gejala awal serangan ulat nausinoe ini kurang lebih mirip seperti serangan ulat palpita.
- Penggerek Bunga (Hendecasis duplifascials)
Hama penggerek bunga melati ialah Hendecasis duplifascials, di mana hama ini termasuk dalam ordo Lepidoptera di famili Pyralidae. Hama ini menyerang bunga melati dengan menggerek atau melubangi bunga tersebut sehingga gagal mekar. Kuntum bunga melati yang terserang hama ini menjadi rusak. Kadang-kadang juga terjadi infeksi sekunder oleh cendawan yang mengakibatkan bunga membusuk. Pengendalian hama ini dapat dilakukan memakai insektisida yang mangkus seperti Decis 2,5 EC, Cascade 50 EC/Lannate L.
- Sisik peudococcus (Psuedococcus longispinus)
Sisik peudococcus termasuk ordo Pseudococcidae dan famili Homoptera. Serangga ini biasanya hidup secara berkelompok pada permukaan daun bagian bawah dan tangkai tunas pohon melati sehingga penampilannya terlihat seperti sisik berwarna abu-abu atau kekuning-kuningan. Hama ini menyerang tanaman dengan menghisap cairan sel tanaman dan mengeluarkan cairan madu. Upaya pengendaliannya sendiri bisa dilakukan dengan memanfaatkan insektisida yang mangkus seperti Bassa 500 EC/Nogos 50 EC.
- Hama Lainnya
Hama lainnya yang sering ditemukan menyerang tanaman melati yaitu kutu putih (Dialeurodes citri) dan kutu tempurung (scale insects). Hama-hama ini biasanya hidup secara bergerombol dan menempel pada bagian cabang, ranting, dan pucuk tanaman melati. Hama ini menyerang dengan cara menghisap cairan sel tanaman sehingga menyebabkan jalannya proses fotosintesis pada metabolisme tanaman menjadi terganggu. Pengendalian terhadap hama-hama ini dapat dilakukan memakai insektisida yang mangkus. Misalnya Perfekthion 400 EC/Decis 2,5 EC.
PENYAKIT
Tanaman melati juga tidak terlepas dari penyakit-penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhannya seperti hawar daun, hawar benang, hawar bunga, jamur upas, bercak daun, karat daun, antraknosa, dan penyakit-penyakit yang lainnya.
- Jamur Upas
Penyebab penyakit jamur upas pada tanaman melati adalah jamur Capnodium salmonicolor. Penyakit ini biasanya menyerang batang dan cabang tanaman yang sudah berkayu. Gejala awal dari penyakit jamur upas yaitu terjadinya pembusukan yang tertutup oleh lapisan jamur warna merah jambu di bagian tanaman yang terinfeksi Capnodium sp. dan Meliola jasmini Hansf. et Stev. Sedangkan gejala serangan Capnodium sp. adalah permukaan daun bagian atas tertutup oleh kapang jelaga berwarna hitam merata.
- Karat Daun (Rust)
Penyakit karat daun pada tanaman melati disebabkan oleh ganggang hijau parasit (Cephaleuros virescens Kunze). Gejala awal dari timbulnya penyakit ini yaitu timbulnya bercak-bercak warna kemerah-merahan dan berbulu pada bagian daun melati yang terserang. Penyakit karat daun ini sendiri umumnya menyerang daun-daun yang sudah cukup tua.
- Bercak Daun
Jamur Pestaloita sp. ialah penyebab penyakit bercak daun pada tanaman melati. Adapun gejala awal dari serangan penyakit ini yaitu munculnya bercak-bercak berwarna cokelat sampai warna kehitam-hitaman pada daun tanaman melati yang terserang penyakit bercak daun.
- Hawar Daun
Penyakit hawar daun pada tumbuhan melati merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh jamur Rhizcotonia solani Kuhn. Jamur/cendawan ini sendiri biasanya sering menyerang bagian daun yang terletak di dekat permukaan tanah.
- Hawar Bunga
Penyakit hawar bunga (flower blight) ini disebabkan oleh cendawan Curvularia sp., Fusarium sp., dan Phoma sp. Gejala awal dari serangan penyakit ini antara lain bunga melati yang membusuk, bunga berwarna cokelat, dan kadang-kadang bunga melati berguguran.
- Hawar Benang
Penyakit hawar benang (thread blight) adalah penyakit tanaman melati yang ditimbulkan oleh jamur Marasmiellus scandens (Mass). Penyakit ini paling sering menyerang bagian cabang dari tanaman melati.
- Antraknosa
Penyebab penyakit antraknosa pada tanaman melati ialah jamur Collectotrichum gloesporoides. Gejala awalnya adalah timbulnya bintik-bintik kecil berwarna kehitam-hitaman pada tanaman melati. Semakin lama bintik-bintik ini akan semakin membesar dan memanjang serta warnanya pun menjadi merah jambu, khususnya di bagian daun melati. Namun serangan berat penyakit ini bahkan bisa menyebabkan mati ujung (die back).
- Penyakit Lainnya
Beberapa penyakit lainnya yang sering menyerang tanaman melati yaitu penyakit busuk bunga yang disebabkan oleh bakteri Erwinia tumafucuens. Kemudian ada penyakit bintil akar oleh nematoda Meloidogyne incognito yang mengakibatkan kondisi abnormilitas pada perakaran tanaman. Penyakit lain adalah virus kerdil yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, daunnya belang-belang, serta terkadang ranting dan pucuk tanaman menjadi kaku.