Tanaman jagung menjadi salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tidak sedikit petani lokal yang menanam jagung ini untuk memetik hasilnya. Mungkin Anda juga termasuk salah seorang petani yang membudidayakannya? Tentunya agar tanaman jagung tersebut bisa hidup dengan baik dan tumbuh subur, Anda harus memeliharanya secara tepat. Anda juga harus waspada terhadap kemungkinan hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman jagung.
HAMA
Hama utama pada tanaman jagung adalah lalat bibit dan ulat pemotong.
Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala serangan lalat bibit yaitu daun berubah warna menjadi kekuningan-kuningan dan bagian yang terserang atau sekitarnya mengalami pembusukan. Akhirnya tanaman ini pun menjadi layu, menjadi kerdil, dan mati. Biang keroknya tak lain yaitu lalat bibit yang mempunyaii ciri-ciri berwarna abu-abu, area punggung kuning kehijauan dan bergaris, warna perut cokelat kekuningan, serta panjang 3-3,5 mm. Sedangkan telur lalat ini berwarna putih mutiara.
Metode pengendalian lalat bibit yang kami rekomendasikan yaitu :
- Penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung.
- Tanaman jagung yang sudah terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan supaya hama tersebut tidak semakin menyebar.
- Kebersihan di sekitar area penanaman mesti terus dijaga dan selalu diperhatikan, terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus menjadi gulma.
- Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan memakai insektisida seperti Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD.
Ulat Pemotong
Serangan ulat pemotong mempunyai gejala yaitu tanaman terserang biasanya terpotong beberapa senti di atas permukaan tanah. Pada bagian yang terpotong ini terdapat bekas gigitan pada batang. Dampaknya adalah tanaman jagung yang masih muda tadi bakal roboh di atas tanah. Penyebabnya yaitu beberapa jenis ulat pemotong seperti Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Anda bisa mengendalikan hama ulat pemotong ini melalui cara seperti :
- Bercocok tanam secara serentak pada areal yang luas atau melakukan pergiliran tanaman.
- Mencari dan membinasakan ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah.
- Melakukan penyemprotan dahulu memakai insektisida sebelum lahan ditanami jagung.
PENYAKIT
Macam-macam penyakit pada tanaman jagung di antaranya penyakit bulai, penyakit bercak daun, penyakit karat, penyakit gosong bengkak, serta penyakit busuk tongkol dan busuk biji.
Penyakit Bulai (Downy mildew)
Penyebab dari penyakit bulai pada tanaman jagung adalah cendawan Peronosclero spora maydis, P. spora javanica, dan P. Spora philippinensis. Cendawan ini biasanya akan merajalela pada suhu udara 27 oC dan kondisi udara yang lembap. Adapun gejala dari penyakit ini adalah sebagai berikut :
- Pada tanaman berumur 2-3 minggu : Daun runcing dan kecil, kondisi kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, terdapat lapisan spora cendawan di sisi bawah daun.
- Pada tanaman berusia 3-5 minggu : Pertumbuhan tanaman terganggu, perubahan warna di daun yang dimulai dari pangkalnya, serta tongkol berubah bentuk dan isi.
- Pada tanaman dewasa : Terdapat garis-garis yang berwarna kecokelat-cokelatan pada daun tua di tanaman yang terserang.
Metode pengendalian yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi penyakit ini di antaranya :
- Penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan
- Pola tanam dan pergiliran tanaman secara berkala
- Penanaman jenis varietas yang unggul
- Pemusnahan tanaman yang sudah terserang
Penyakit Bercak Daun (Leaf Bligh)
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala serangan penyakit ini yaitu timbulnya bercak memanjang dan teratur pada daun yang berwarna kuning dan dikelilingi oleh warna cokelat. Kemudian bercak ini akan berkembang dan semakin meluas dari ujung daun sampai ke bagian pangkal daun. Semula bercak tersebut tampak basah tapi selanjutnya akan berubah warna menjadi cokelat kekuningan dan cokelat tua. Pada akhirnya, seluruh permukaan daun pun berwarna cokelat.
Anda bisa mengendalikan penyakit bercak daun dengan teknik sebagai berikut :
- Melakukan pergiliran tanaman untuk menekan perkembangan cendawan
- Mengatur tingkat kelembapan lahan agar kondisinya tidak terlalu lembap
- Memanfaatkan pestisida seperti Daconil 75 WP dan Difolatan 4 F.
Penyakit Karat (Rust)
Penyakit karat pada tanaman jagung disebabkan oleh cendawan Puccinia sorghi Schw atau Puccinia polypora Underw. Gejala penyakit ini pada tanaman dewasa yaitu terdapat bintik-bintik noda yang berwarna merah kecokelatan seperti karat pada daun yang sudah tua, serta munculnya serbuk yang berwarna kuning kecokelatan yang berkembang, memanjang, dan berubah menjadi berbagai macam bentuk.
Di bawah ini berbagai macam metode pengendalian yang kami rekomendasikan :
- Mengatur kelembapan pada areal tanam
- Menanam varietas yang unggul
- Memilih varietas yang tahan terhadap penyakit
- Melakukan sanitasi pada areal pertanaman
- Memanfaatkan pestisida kimiawi yang tepat
Penyakit Gosong Bengkak (Corn Smut/Boil Smut)
Diketahui bahwa penyakit ini ditimbulkan cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala awal penyakit ini antara lain masuknya cendawan pada biji di tongkol jagung sehingga menyebabkan pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall). Pembengkakan ini kemudian akan menyebabkan pembungkus terdesak hingga membuatnya rusak serta kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan cara seperti berikut :
- Mengatur kelembapan areal pertanaman melalui pengeringan dan irigasi
- Memotong bagian tanaman yang terserang dan membakarnya
- Mencampur benih ke fungisida dahulu sebelum menanamnya
Penyakit Busuk Tongkol dan Busuk Biji
Penyakit busuk tongkol dan busuk biji ini disebabkan oleh cendawan Fusarium ataupun Gibberella di antaranya Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), dan Gibberella moniliforme. Gejalanya dapat diketahui setelah membuka bagian pembungkus tongkol, biji-biji jagung ini berwarna merah jambu atau merah kecokelatan yang kemudian berubah warna menjadi cokelat sawo matang.
Anda bisa mengendalikan penyakit ini melalui metode-metode di bawah :
- Menanam jagung varietas yang unggul
- Melakukan pergiliran tanaman secara berkala
- Mengatur jarak tanam dengan baik
- Memberi perlakuan benih sebelum ditanam
- Menyemprotkan fungisida yang tepat