Mempelajari Tentang Hama Tanaman Bawang Putih & Pengendaliannya

Tanaman bawang putih menjadi salah satu tanaman pertanian yang memiliki peluang yang sangat bagus untuk dibudidayakan. Alasa utamanya yaitu harga bawang putih yang relatif stabil dan cukup mahal sehingga membuat petani dapat memperoleh keuntungan yang memadai. Namun faktanya yaitu hampir 95% bawang putih yang dikonsumsi di Indonesia merupakan bawang putih impor dari Negeri China. Seperti kita harus belajar dari petani China untuk urusan yang satu ini.

Salah satu faktor yang menghambat produksi bawang putih di Tanah Air adalah serangan hama. Tak hanya manusia saja, beberapa jenis serangga ternyata juga sangat menyukai bawang putih sehingga merusak tanaman tersebut. Dampaknya yaitu tanaman menjadi rusak, tidak bisa berproduksi secara optimal, hingga tanaman tersebut akan mati. Pengendalian secara tepat benar-benar dibutuhkan di sini untuk menyelamatkan tanaman tersebut agar tetap dapat tumbuh dengan baik.

Di bawah ini merupakan macam-macam hama yang sering kali ditemukan menyerang tumbuhan bawang putih, antara lain :

Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Ulat tanah ini memiliki ciri-ciri antara lain berwarna hitam keabu-abuan dan aktif di waktu senja hari. Gejala serangan awalnya ditandai dengan tanaman bawang putih atau tangkai daunnya rebah akibat dipotong pada pangkalnya oleh si ulat ini. Adapun tanaman inangnya ialah tanaman muda yang baru ditanam seperti bayam, cabai, kangkung, tomat, paria, terong, kacang panjang, dan lain-lain. Metode pengendalian ulat tanah ini dengan mengaplikasikan insektisida Fipronil 0,3 G sebanyak 15 kg/ha.

Uret (Holotrichia sp.)

Dalam wujud larva, uret ini berwarna putih dengan tubuh yang berbentuk membengkok dan aktif di senja hari. Gejala awalnya yaitu tanaman atau tangkai daun menjadi rebah karena terpotong di area pangkalnya. Tanaman inangnya sendiri meliputi tumbuh-tumbuhan muda yang baru ditanam seperti kacang panjang, paria, kangkung, bayam, terong, tomat, cabai, dan sebagainya. Hama ini dapat Anda kendalikan menggunakan insektisida Fipronil 0,3 G dengan dosis 15 kg/ha.

Lalat Penggorok Daun (Liriomyza sp.)

Ciri-ciri lalat penggorok daun yaitu ukuran tubuhnya kecil sekitar 2 mm, dan bersifat aktif menggorok serta membuat lubang pada jaringan daun. Serangan dari lalat penggorok daun ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik berwarna putih dan alur korokan yang berwarna putih pula di bagian daun. Selain menyerang tanaman bawang putih, hama ini juga acap kali terlihat melakukan serangan pada tanaman tomat, cabai, kangkung, kentang, dan seledri.

Adapun metode pengendalian lalat penggorok daun adalah sebagai berikut :

  1. Penggunaan insektisida anjuran secara tepat
  2. Pengaplikasian Steinernema spp. 5 x 108 juvenil III/ha
  3. Pemasangan perangkat lekat warna kuning sebanyak 40-50 buah/ha saat tanam

Ulat Bawang (Spodoptora exigua)

Ulat bawang ini memiliki larva yang berbentuk bulat panjang dan berwarna hijau atau cokelat. Imago biasanya aktif di malam hari. Gejala serangan ulat ini ditandai dengan timbulnya bercak-bercak putih transparan pada daun. Tanaman inangnya meliputi bawang daun, bawang kucai, bawang putih, serta cabai dan jagung. Untuk mengendalikan hama ini, Anda harus segera memusnahkan telur, larva, dan pupa yang ditemukan. Anda juga dapat memasang perangkap Feromon Exi sebanyak 15-20 buah/ha atau lampu perangkap sebanyak 10-15 buah/ha. Penggunaan insektisida yang efektif yaitu Hostation 40 EC atau Dursban 20 EC dengan dosis sesuai anjuran.

Ulat Grayak (Spodoptora litura)

Warna ulat grayak bervariasi tergantung jenis makanannya. Ulat ini sendiri mempunyai tanda hitam yang menyerupai kalung pada bagian leher. Biasanya ulat ini aktif di waktu senja hari. Adapun gejala awal serangannya adalah daun tanaman bawang putih dipenuhi oleh lubang-lubang yang bentuk dan ukurannya tidak beraturan. Hama ini diketahui tidak hanya menyerang tanaman bawang putih, tapi juga bawang merah, cabai, paria, kangkung, bayam, tomat, terong, dan sebagainya.

Di bawah ini merupakan teknik pengendalian hama ulat grayak pada bawang putih :

  1. Pemunahan semua telur, larva, dan pupa ulat grayak yang ditemukan di kebun.
  2. Pengendalian hama dengan memasang perangkap Feromon Exi sebanyak 15-20 buah/ha.
  3. Pemasangan lampu perangkap hama sebanyak 10-15 buah/ha.
  4. Penggunaan insektisida yang tepat seperti Hostation 40 EC atau Dursban 20 EC.

Kutu Daun Bawang (Neotoxoptera formosana)

Kutu daun bawang berupa serangga kecil berwarna hitam kecokelatan dan berukuran paling panjang 2 mm. Nimfa dan imago kutu ini biasa menyerang daun-daun muda dengan menusuk dan mengisap cairan daun tersebut. Parahnya adalah serangga ini aktif di sepanjang hari. Gejala serangannya yaitu tekstur daun mengeriput, terpelintir, berwarna kekuning-kuningan, pertumbuhan tanaman kerdil, daun menjadi layu, dan akhirnya tanaman pun mati.

Diketahui bahwa tanaman inang si kutu daun bawang ini antara lain bawang merah, bawang kucai, dan bawang daun. Upaya-upaya yang dapat dilaksanakan untuk mengendalikan kutu daun bawang antara lain Anda daoat memanfaatkan insektisida anjuran serta mengaplikasikan jamur entomo patogen B. bassiana berupa suspensi (biakan jagung) langsung dengan dosis 1 kg/ha. Anda dapat menyemprotkannya secara langsung ke habitat hama pada waktu sore hari.

Tungau

Tungau mempunyai ukuran yang sangat kecil dengan panjang cuma sekitar 0,25 mm sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Hama ini merusak tanaman bawang putih dengan mengeluarkan racun sehingga menimbulkan kerusakan yang bisa dikacaukan dengan virus (tangle top). Gejala awal serangan tungau adalah daun tanaman menjadi bengkok dan pertumbuhan tanaman kerdil karena selanjutnya menjadi vektor untuk virus.

Tungau juga dapat menyerang bawang putih yang sedang dalam ruang penyimpanan, di mana bekas tusukannya terlihat sebagai noda cokelat cekung pada siung bawang putih. Bekas ini kemudian bisa menyebabkan pembusukan dan juga memicu terjadinya penyakit. Anda bisa mengendalikan tungau menggunakan insektisida berbahan aktif amitraz (Rotraz) atau dimetoat (Roxion 40 EC) sebanyak 2 ml/L setiap minggu, dimulai pada umur 9 minggu sampai 2 minggu menjelang panen bawang putih.

Thrips (Thrips tabaci)

Thrips dalam wujud nimfa dan imago biasanya menggaruk dan mengisap cairan daun muda ataupun pucuk daun tanaman bawang putih. Nimfa ini berwarna kuning pucat. Sedangkan imago berwarna kuning sampai cokelat kehitaman. Ukurannya sangat kecil sekitar 1 mm, aktif sepanjang hari, serta siklus hidupnya cuma 7-12 hari. Pada musim kemarau, populasinya akan meledak dan bakal kembali menurun di musim hujan. Gejala serangan thrips yaitu terdapat daun yang berwarna putih layaknya perak. Bahkan pada serangan berat, seluruh daun akan menunjukkan warna putih.

Pengendalian hama thrips pada tanaman bawang putih dapat dilakukan melalui cara :

  1. Melakukan rotasi tanaman secara teratur.
  2. Melakukan penanaman bawang putih secara serentak.
  3. Memasang perangkat lekat warna kuning sebanyak 40-50 buah/ha saat penanaman.
  4. Mengaplikasikan jamur entomo patogen B. bassiana berupa suspensi (biakan jagung) langsung dengan dosis 1 kg/ha yang disemprotkan di habitat hama pada sore hari.
  5. Menggunakan insektisida anjuran seperti Padan 50 SP, Pegasus, atau Misurol dengan interval 7 hari, khususnya ketika tanaman baru tumbuh hingga sekitar 10 minggu.