Budidaya bunga krisan kini semakin banyak dilakukan oleh petani lokal. Tanaman ini memang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, khususnya di dataran tinggi. Pangsa pasar bunga krisan sendiri tak terbatas pada orang-orang yang menyukai tanaman saja, tetapi juga sampai ke pasar bunga potong dan pengrajin karangan bunga. Maklum saja karena bunga krisan ini memang begitu indah, memiliki warna yang beragam, dan mampu mekar dalam waktu yang cukup lama.
Bunga krisan sendiri tergolong sebagai tanaman yang mudah tumbuh. Tanaman ini juga bisa ditanam dalam jarak yang cukup rapat untuk memaksimalkan penggunaan lahan. Tetapi Anda harus waspada terhadap hama ataupun penyakit yang mungkin akan menyerang tanaman krisan. Karena kemolekan pesona yang dimilikinya, ada cukup banyak serangga serta mikroorganisme yang tertarik pada bunga krisan ini. Anda harus selalu memperhatikan kondisi tanaman setiap waktu.
HAMA
Faktanya memang tanaman krisan sering kali diserang oleh serangga-serangga yang membahayakan kondisi tanaman tersebut. Beberapa contoh hama yang sering bisa ditemukan di perkebunan bunga krisan antara lain thrips, ulat tanah, tungau merah, dan penggerek daun.
- Thrips (Thrips tabacci)
Salah satu hama yang paling sering menyerang bunga krisan adalah thrips. Hama ini berupa serangga yang lumrahnya hidup secara menggerombol. Gejala awal yang ditimbulkan oleh serangan thrips di antaranya bagian pucuk serta tunas samping tanaman krisan berwarna keperak-perakan atau kuning keemasan menyerupai warna perunggu, khususnya di bagian permukaan bawah daun. Hama thrips ini sendiri dapat dikendalikan dengan mengatur waktu tanam serta memasang perangkap berupa lembar kertas kuning yang ada perekatnya.
- Penggerek Daun (Liriomyza sp.)
Jenis hama penggerek daun yang biasa melakukan serangan terhadap tanaman bunga krisan adalah Liriomyza sp. Ciri-ciri dari serangan penggerek daun yang satu ini yaitu daun tanaman krisan yang terserang akan menggulung dan membentuk seperti terowongan kecil serta area permukaan daunnya dikelilingi oleh warna putih keabu-abuan. Adapun teknik pengendalian hama penggerek daun ini yaitu Anda bisa memotong daun krisan yang terserang, melakukan pergiliran tanaman, serta mengaplikasikan insektisida yang tepat.
- Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Beberapa mikroorganisme yang hidup di media tanam bisa berubah menjadi hama tanaman. Salah satu hama yang perlu diwaspadai adalah ulat tanah, di mana ulat ini senang memakan bagian unjung tanaman krisan yang masih muda dan memotongnya sehingga menyebabkan pucuk dan tangkai tanaman menjadi terkulai. Upaya pengendalian hama ulat ini dapat Anda lakukan dengan mencari serta mengumpulkan ulat pada senja hari. Anda juga bisa mencoba menyemprotkan cairan insektisida untuk memberantas serangan yang parah.
- Tungau Merah (Tetranycus sp.)
Anda juga harus mewaspadai tungau merah yang bisa menjadi hama bagi tanaman krisan ya. Gejala awal serangan tungau merah ini ditandai dengan perubahan warna pada daun yang terserang menjadi kuning kecokelat-cokelatan, terpelintir, menebal, dan timbulnya bercak-bercak kuning sampai cokelat. Metode pengendalian hama tungau merah pada bunga krisan ini dapat dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang terserang berat, lalu membakar sampai habis. Anda juga bisa memanfaatkan insektisida yang sesuai.
PENYAKIT
Anda juga harus waspada terhadap serangan wabah penyakit yang mampu merusak tanaman krisan hingga menyebabkan tanaman menjadi mati. Pengendalian secara tepat dianjurkan guna mengatasi serangan penyakit tersebut. Jangan menunggu sampai kondisi tanaman menjadi parah ya.
- Penyakit Tepung Oidium
Penyakit utama pada tanaman bunga krisan adalah penyakit tepung oidium. Biang kerok dari penyakit ini bukan lain yaitu jamur Oidium chrysatheemi. Tanda-tanda awal ketika tanaman krisan terserang penyakit tepung oidium antara lain di bagian permukaan daunnya tertutup oleh lapisan tepung yang putih. Sedangkan pada serangan yang parah, daun krisan menjadi berwarna pucat dan mengering secara perlahan-lahan. Metode pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menyingkirkan bagian tanaman yang sakit dan menyemprotkan fungisida.
- Penyakit Karat/Rust
Pada dasarnya penyakit karat (rust) yang menyerang tanaman krisan ditimbulkan oleh jamur Puccinia sp. Penyakit karat hitam sendiri disebabkan oleh Puccinia chrysantemi. Sedangkan penyakit karat putih timbul karena Puccinia horiana P. Henn. Tanaman krisan yang terserang penyakit karat ini ditandai oleh munculnya bintil-bintil cokelat/hitam di sisi bawah daun dan terjadi lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan atasnya. Serangan yang parah akan menghambat tumbuhnya bunga krisan.
- Penyakit Kerdil dan Mozaik
Penyebab utama dari penyakit kerdil dan mozaik pada tanaman krisan bukan lainnya adalah Chrysanhenumum stunt virus dan Chrysanthemum mild mosaic virus. Gejala awal serangan virus ini yaitu tanaman tumbuh kerdil, tidak terbentuk tunas samping, berbunga lebih awal, dan warna bunganya pucat. Sedangkan virus mozaik menyebabkan daun tanaman menjadi belang-belang hijau dan kuning, serta kadang-kadang bergaris-garis. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan memakai bibit unggul, membuang tanaman yang sakit, memakai peralatan yang steril, dan menyemprotkan insektisida.