Membudidayakan tanaman melon banyak dilakukan oleh petani di Indonesia karena buah ini punya nilai ekonomis yang cukup tinggi. Termasuk dalam famili Cucurbitaceae, tanaman melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania, yang merupakan perbatasan antara Asia Barat serta Eropa dan Afrika. Di Indonesia sendiri, sentra perkebunan melon terdapat di Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung). Selanjutnya daerah sentra perkebunan tersebut berkembang sampai ke Ngawi, Ponorogo, dan Madiun hingga mencapai eks-keresidenan Surakarta.
Namun dalam membudidayakan melon, Anda harus waspada terhadap hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman tersebut sewaktu-waktu.
HAMA
Hama utama pada tanaman melon di antaranya kutu aphids dan thirps. Anda harus mewaspadai kedua jenis hama ini karena dapat menyebabkan kerugian pada pertanaman melon.
Kutu Aphids (Aphis gossypii Glover)
Hama kutu aphids mempunyai getah cairan yang mengandung madu. Apabila dilihat dari kejauhan, cairan tersebut tampak mengkilap. Sering kali hama ini menyerang tanaman melon yang terdapat di lahan penanaman. Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning. Sedangkan hama aphids dewasa memiliki sayap dan berwarna agak kehitaman. Gejala serangannya yaitu daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan daun yang dihisap oleh hama.
Thirps (Thirps parvispinus Karny)
Thirps menyerang saat masa pembibitan hingga tanaman dewasa. Nimfa thirps ini memiliki warna kekuning-kuningan. Sedangkan thirps dewasa berwarna cokelat kehitaman. Umumnya thirps dapat berkembang biak dengan cepat secara partenogenesis. Serangannya biasa dilakukan pada waktu musim kemarau. Gejala serangannya yaitu daun muda atau tunas baru mengeriting, timbul bercak kekuningan, tanaman mengerdil, dan tidak bisa membentuk buah secara normal. Pengendaliannya dapat dikerjakan dengan menyemprotkan racun kontak setiap 3-4 hari sekali.
PENYAKIT
Penyakit utama yang menyerang tanaman melon yaitu penyakit layu bakteri dan penyakit busuk pangkal batang. Adapun penjelasan lengkap mengenai penyakit-penyakit tersebut adalah sebagai berikut!
Layu Bakteri
Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Kemudian penyakit ini disebarkan oleh kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala serangan meliputi daun dan cabang layu dan mengerut, daun menguning, mengering, dan akhirnya mati. Bisa juga daun menjadi layu satu per satu tetapi warnanya tetap hijau, lalu tanaman menjadi layu secara keseluruhan. Kemudian bila batang dipotong secara melintang, maka akan keluar lendir putih yang kental dan lengket, bahkan bisa ditarik menyerupai benang.
Metode pengendalian yang bisa Anda lakukan di antaranya :
- Lakukan sterilisasi lahan sebelum ditanami memakai Basamid G dengan dosis 40 gram/m2
- Merendam benih melon di dalam bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate)atauAgrept (streptomycin sulfate)
- Penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST
Busuk Pangkal Batang
Penyebab utama dari penyakit busuk pangkal batang yang menyerang tanaman melon antara lain Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala dari penyakit ini adalah mula-mula bagian pangkal batang yang terserang tampak seperti tercelup minyak, lalu keluar lendir yang berwarna merah cokelat. Lantas tanaman pun akan layu dan mati. Sedangkan daun tanaman yang terserang akan mengering. Jika diremas atau tertiup angin, daun tersebut akan berbunyi kresek-kresek seperti kerupuk.
Beberapa teknik pengendalian yang kami rekomendasikan yaitu :
- Gunakan mulsa plastik PHP untuk mencegah kelembapan di sekitar pangkal, serta mencegah timbulnya luka di pangkal batang atau perakaran akibat penyiangan.
- Bersihkan daun tanaman yang terserang, lalu semprot menggunakan fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi sebesar 1–2 ml/liter.
- Pangkal batang yang terlanjur terserang dapat diolesi dengan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi berkisar 5 m/liter.