Cara Menanam Tanaman Bawang Putih dan Merawatnya dengan Tepat

Lahan yang baik untuk digunakan menanam bawang putih yaitu lahan yang bertekstur lempung atau berpasir dengan tekstur yang gembur. Kenyataannya adalah tanah yang ringan, gembur, dan porous mampu menghasilkan tanaman yang lebih baik daripada tanah yang berat, liat, atau lempung. Hal ini dikarenakan pada tanah yang gembur, perkembangan perakaran tanaman dapat terstimulasi dengan baik, sehingga penyerapan unsur hara pun dapat berjalan secara optimal.

Persiapan lahan dapat dilaksanakan dengan membersihkan permukaan lahan dari gulma, sisa pohon, sema belukar, dan batu-batuan yang ada. Kemudian lahan bisa dibajak sedalam minimal 30 cm agar gembur sehingga keadaan tata udara dan aerasi tanah menjadi lebih baik, serta gas-gas beracun dan panas hasil dekomposisi sisa tanaman pun bisa dihilangkan. Selanjutnya pembuatan bedengan yang berukuran lebar 100-120 cm, tinggi 15-30 cm, dan parit di antara bedengan selebar 30-40 cm.

Pemupukan Dasar

Pemupukan untuk tanaman bawang putih wajib memenuhi empat tepat antara lain tepat cara, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat jenis. Faktanya adalah pemupukan yang tepat akan berpengaruh besar terhadap peningkatan hasil panen. Pupuk yang dipakai tidak hanya pupuk organik, tetapi juga pupuk anorganik. Pemupukan dasar diberikan bersama waktu pengolahan lahan. Adapun pupuknya berupa pupuk organik sebanyak 10 ton/ha dan SP-36 dengan dosis 300-500 kg/ha.

Pemberian pupuk organik dilaksanakan dengan cara disebar atau diaduk hingga merata pada lapisan tanah olah. Selanjutnya berikan seluruh dosis pupuk SP-36 dengan cara disebar secara merata pada permukaan tanah. Sedangkan khusus untuk pertanaman bawang putih di lahan yang memiliki tanah andosol marginal, berhubung tingkat kesuburannya yang kurang, maka kebutuhan pupuk organiknya pun menjadi lebih besar lagi yaitu mencapai 1 kg/lubang tanam.

Pemasangan Mulsa

Mulsa untuk tempat pertanaman bawang putih dapat memakai mulsa plastik maupun mulsa jerami. Perlu diketahui, mulsa plastik lebih bagus digunakan ketika musim hujan dan mulsa jerami sebaiknya dipakai pada musim kemarau. Perbedaan lainnya adalah waktu pemasangannya. Mulsa plastik harus dipasang sebelum penanaman. Sedangkan mulsa jerami bisa dipasang setelah dilakukan penanaman bibit bawang putih di lahan tersebut.

Hindari menggunakan mulsa jerami di musim hujan karena dapat menyebabkan kelembapan tanah terlalu tinggi sehingga akan berdampak buruk terhadap tanaman bawang putih. Begitu pula dengan mulsa plastik yang tidak dianjurkan dipakai pada musim kemarau. Mengapa? Karena mulsa ini dapat menyerap panas matahari dan sedikit memantulkan cahaya. Akibatnya, temperatur tanah pada zona perakaran pun meningkat sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terhambat.

Penanaman Benih

Benih bawang putih ditanam pada jarak 10 x 15 cm atau 15 x 12,5 cm untuk benih yang mempunyai bobot 1,5 gram. Sedangkan untuk benih yang berukuran lebih besar, jarak tanam yang dipakai mesti lebih lebar untuk mengoptimalkan pertumbuhannya. Usahakan memakai benih yang seragam agar perkembangannya pun dapat serempak. Benih ini lalu dapat ditanam pada kedalaman 2-3 cm untuk siung kecil dan kedalaman 5-7 cm untuk siung besar. Tanamlah umbi bawang putih ini dengan posisi titik tumbuh diletakkan di atas supaya nantinya dapat tumbuh secara maksimum.

Penyiangan dan Pembubunan

Lahan pertanaman bawang putih mesti dirawat dengan baik agar tanaman bisa tumbuh subur. Yang pertama adalah menyiangi gulma dan membersihkannya. Waktunya bersamaan dengan pemupukan yaitu pada 15, 35, dan 50 HST. Intensitas penyiangan ini bisa ditambah bila lajur pertumbuhan gulma cukup pesat. Tapi saat tanaman bawang putih sudah memasuki fase generatif, maka penyiangan ini wajib dihentikan agar tidak mengganggu proses pembentukan dan pembesaran umbi. Sementara itu kegiatan pembubunan bisa dikerjakan berbarengan dengan penyiangan gulma.

Pemupukan Tanaman

Pemupukan bertujuan untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah sehingga kondisinya menjadi lebih subur. Pada dasarnya, unsur hara ini merupakan makanan tanaman sehingga persediaannya di dalam tanah wajib dioptimalkan. Selain pemupukan dasar yang dilaksanakan saat penanaman, perlu juga dikerjakan pemupukan susulan sebanyak 3 kali untuk memenuhi semua kebutuhan tumbuhan bawang putih guna mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya.

Pemupukan susulan pertama dilakukan ketika tanaman berumur 15 HST. Dosisnya yaitu pupuk urea 200 kg/ha dan NPK 100 kg/ha. Kemudian pemupukan susulan kedua dilaksanakan pada umur 35 HST dengan dosis urea 100 kg/ha dan NPK 200 kg/ha. Selanjutnya untuk pemupukan susulan ketiga bisa dikerjakan saat tanaman berumur 50-55 HST menggunakan NPK 300 kg/ha. Pupuk diberikan dengan membenamkannya dalam larikan di antara barisan. Khusus ketika musim kemarau, setelah dilakukan pemupukan dapat dilakukan penggenangan air secukupnya.

Pengairan Tanah

Tanaman bawang putih memerlukan ketersediaan air yang memadai di fase awal pertumbuhannya. Oleh karena itu, penyiraman atau pengairan sebaiknya dikerjakan setiap 2-3 hari. Sementara di masa pembentukan tunas hingga pembentukan umbi, pengairan ini sebaiknya dilakukan setiap 7-15 hari. Pengairan wajib dihentikan ketika pembentukan umbi sudah maksimal atau 10 hari sebelum panen. Pemberian air ini dikerjakan melalui penyiraman atau penggenangan (leb). Lakukan pekerjaan ini di pagi atau sore hari.