Kelengkeng merupakan buah yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Penyebabnya tidak lain karena rasa buah kelengkeng yang sungguh nikmat. Manisnya buah kelengkeng dengan kandungan air yang cukup banyak di dalamnya membuat siapa pun rela merogoh kocek cukup dalam untuk merasakannya. Mahalnya harga buah kelengkeng juga disebabkan oleh jumlah ketersediaan di pasaran yang tidak terlalu banyak.
Menanam pohon kelengkeng sebenarnya tidak terlalu sulit. Sebab kenyataannya pohon ini memang cukup mudah ditanam. Tidak berbeda jauh dari pohon mangga atau pohon nangka, pohon kelengkeng bisa berkembang biak dengan baik di Indonesia. Sayangnya, meski mudah ditanam, pohon kelengkeng ini terkenal sulit berbuah. Dibutuhkan upaya-upaya tertentu untuk merangsang pohon kelengkeng supaya menghasilkan buah.
Di antaranya meliputi :
METODE FISIKA
Perlakuan secara fisika yakni dengan melukai batang pohon kelengkeng. Caranya yaitu dengan mengupas atau mengerat lapisan kambium di batang utama tanaman. Meski cara ini mudah diaplikasikan serta tidak memerlukan alat dan bahan khusus, tetapi hasilnya tidak dapat diukur. Tidak selalu berhasil, kadang-kadang metode ini mengalami kegagalan.
METODE KIMIA
Perlakuan secara kimia yakni dengan memberikan bahan kimia tertentu yang berfungsi sebagai penginduksi. Keunggulan dari metode ini yaitu lebih terukur dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi daripada metode fisika. Proses pemberian bahan kimia dapat dilakukan melalui 3 cara, antara lain penyiraman tanah di bawah kanopi/area perakaran, disemprotkan ke daun, serta diinjeksi ke batang utama atau akar tanaman.
Dari ketiga metode aplikasi bahan kimia di atas, metode penyiraman dapat memberikan hasil yang lebih tinggi. Untuk mendukung proses ini biasanya digunakan bahan kimia oksidator yang kuat seperti KClO3.
Agar berhasil, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk mengaplikasikan bahan kimia ke tanaman kelengkeng. Syarat-syarat yang dimaksud antara lain :
- Tidak turun hujan setelah memberikan bahan kimia. Sebab air hujan akan mencuci bahan kimia yang sudah diaplikasikan ke tanaman. Bahan kimia tersebut akan hanyut bersama air hujan sebelum terserap secara maksimal oleh tanaman. Akibatnya tingkat keberhasilannya pun rendah.
- Usia tanaman memang sudah cukup untuk diberikan perlakuan agar menghasilkan buah. Umumnya tanaman yang siap diberi perlakuan pertama kali yaitu tanaman yang sudah berumur sekitar 2-3 tahun dengan tinggi minimal 2 m dan luas kanopi lebih dari 1 m2.
- Jika menggunakan metode penyemprotan ke daun, semprotkanlah bahan kimia ini ke daun yang kondisinya sudah cukup tua. Hindari menyemprotkannya ke daun yang masih muda sebab potensi munculnya bunga lebih rendah. Selanjutnya tanaman bisa diberi perlakuan yang sama lagi setelah melewati dua kali masa vegetatif.
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan bahan kimia penginduksi ke tanaman kelengkeng melalui proses penyiraman dapat dilaksanakan dengan cara berikut ini :
- Bersihkan area tanah di bawah kanopi dari kerikil, sampah, dan gulma.
- Lakukan pemangkasan jika kanopi tanaman terlalu rimbun supaya sinar matahari bisa masuk dengan leluasa ke seluruh bagian tanaman.
- Larutkan bahan kimia dengan air sesuai dengan dosis yang disarankan.
- Siramkan larutan ini ke area tanah di bawah kanopi di bagian luar.
- Seminggu setelah perlakuan dilakukan pemupukan memakai pupuk NPK. Tanaman berumur 2-3 tahun memakai pupuk sebanyak 0,2-0,5 kg/pohon. Sedangkan tanaman yang berumur 4-5 tahun memakai pupuk sebanyak 0,5-1,0 kg/pohon.
- Lakukan penyiraman secara rutin untuk menjaga kondisi kelembaban media tanam. Tanah yang terlalu kering akan memperlambat pohon kelengkeng dalam menghasilkan bunga dan buah.
Upaya perlakuan di atas akan mengubah hormon di bagian ujung ranting dari fase vegetatif menjadi fase generatif. Penentuan keberhasilannya biasanya akan terlihat sekitar 40-60 hari kemudian. Ciri-cirinya yaitu munculnya primordial bunga pada pohon kelengkeng tersebut. Tapi jika setelah 60 hari kemudian primordial bunga ini tak muncul, maka perlakuan yang dilakukan berarti gagal.
Ada mitos yang menyebutkan kalau pohon kelengkeng yang tidak mau berbuah itu berjenis kelamin jantan. Faktanya anggapan ini ternyata keliru. Tidak ada pohon kelengkeng berjenis kelamin jantan atau betina. Setiap menghasilkan bunga, pasti ada bunga kelengkeng yang berjenis kelamin jantan (male 1) dan betina (female) serta bunga hermaprodit (male 2).