Cara Memberikan Pupuk Urea Pada Tanaman agar Hasilnya Maksimal

Tanaman membutuhkan unsur hara sebagai sumber nutrisinya untuk mampu tumbuh dengan baik. Unsur-unsur hara ini sebenarnya sudah tersedia di tanah melalui proses alamiah. Namun seiring dengan berjalannya waktu, jumlah kandungan unsur hara di dalam tanah semakin sedikit karena terus diambil oleh akar tanaman. Oleh sebab itu, Anda perlu menambahkannya supaya kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman tetap tercukupi.

Inilah tujuan awal pemupukan pada tanaman yaitu menyediakan unsur hara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman tersebut. Kita harus memberikan pupuk secara berkala dalam periode waktu tertentu supaya tanaman tetap dapat tumbuh secara normal. Ada dua jenis pupuk menurut asal usulnya yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Kedua jenis pupuk tersebut harus digunakan secara bersama-sama dengan dosis yang seimbang.

Pupuk organik misalnya pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk ini mampu memperbaiki kualitas tanah, tetapi kandungan zat haranya rendah dan sukar dicerna oleh akar tanaman. Sedangkan pupuk anorganik memiliki kandungan unsur hara yang dapat diketahui secara pasti. Sayangnya pupuk anorganik mempunyai kekurangan yaitu merusak kondisi tanah, menyebabkan strukturnya menjadi keras, dan menurunkan tingkat keasaman tanah.

Itu sebabnya penggunaan pupuk organik dan anorganik harus dilakukan secara bersama-sama. Tujuannya agar kedua pupuk ini bisa saling melengkapi kekurangannya masing-masing. Kombinasi pemakaian pupuk organik dan anorganik diharapkan bisa menciptakan kondisi tanah yang optimum bagi pertumbuhan tanaman. Tingkat efisiensi penggunaan pupuk juga menjadi lebih baik dengan hasil produksi yang lebih tinggi.

Cara Pemberian Pupuk Urea yang Benar

Salah satu pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk urea. Pupuk urea adalah pupuk anorganik yang mempunyai kandungan unsur nitrogen dalam jumlah tinggi. Unsur nitrogen dibutuhkan oleh tanaman untuk mendukung kehidupannya. Tanaman yang bisa mendapatkan unsur nitrogen yang cukup memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, batangnya kokoh, dan daunnya hijau segar karena banyak mengandung klorofil. Sebaliknya bila tanaman kekurangan unsur ini maka pertumbuhannya melambat, warna daunnya hijau pucat, dan batangnya banyak yang mengering.

Pada dasarnya, pupuk urea merupakan pupuk yang paling banyak memiliki kandungan nitrogen. Bahkan kandungan unsur nitrogen di dalam pupuk ini mencapai setidaknya 46 persen. Artinya di dalam pupuk urea sebanyak 100 kg tersimpan unsur nitrogen sebanyak 46 kg di dalamnya. Unsur nitrogen inilah yang memiliki peranan paling penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman, khususnya pada fase vegetatif.

Pupuk urea bisa diberikan kepada tanaman melalui beragam cara. Untuk tanaman semusim, Anda bisa menebarkannya di antara barisan tanaman tersebut. Sedangkan untuk tanaman yang tumbuhnya menahun, sebaiknya aplikasi pupuk urea dilakukan dengan menguburnya di dalam tanah. Anda bisa membuat lubang yang mengelilingi tanaman terlebih dahulu dengan kedalaman antara 20-30 cm. Lalu masukkan pupuk urea ke lubang tadi dan timbun kembali memakai tanah di sekitarnya.

Kami sarankan pakailah pupuk kandang yang ditambah pupuk urea sebanyak 30 persen pada saat proses pengolahan lahan sebelum ditanami bibit tumbuh-tumbuhan. Kemudian setelah memasuki usia 20 hari setelah tanam, Anda bisa memberikan pupuk urea hingga mencapai 40 persen. Memasuki usia 30 hari setelah tanam, aplikasi pupuk urea bisa dilakukan lagi sebanyak 30 persen dan ditambah pupuk KCl sebanyak 50 persen.

Perlu Anda ketahui, pupuk urea bersifat higroskopis. Ini artinya pupuk urea mudah sekali menguap apabila terkena udara. Pupuk ini juga gampang larut di dalam air serta mudah diserap oleh akar tanaman. Penggunaan pupuk urea wajib dilakukan secara bijaksana dengan dosis yang tepat. Pemakaian pupuk dalam jumlah yang berlebihan justru tidak akan bagus bagi tanaman malah dapat mengakibatkannya mati.