Langkah-langkah Pelaksanaan Panen dan Pasca Panen Bawang Putih

Kegiatan panen bawang putih mencakup proses pengambilan umbi bawang putih yang telah tumbuh optimal dan menunjukkan ciri masak panen yang maksimal. Adapun tandanya yaitu perubahan pada warna tangkai daun dari hijau segar menjadi kekuning-kuningan, di mana perubahan ini tidak terjadi karena serangan hama atau penyakit. Tanaman bawang putih yang akan dipanen wajib sudah cukup umur sehingga hasil umbinya pun dapat optimal.

Tanaman bawang putih bisa dipanen pada umur 4 bulan setelah tanam ataupun sekitar 90-120 hari setelah tanam tergantung varietas serta daerah penanamannya. Adapun ciri-ciri tumbuhan bawang putih yang telah layak untuk dipanen antara lain pangkal batangnya sudah mulai mengeras, umbinya mulai keluar ke atas permukaan tanah, lebih dari separuh daunnya telah menguning dan mengering, serta tingkat kelayuannya mencapai 35-60%.

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang baik dalam memanen bawang putih, yaitu :

  1. Lakukan penyiraman secara menyeluruh di pagi hari pada 1 hari sebelum panen. Dilanjutkan dengan penggemburan lahan pertanaman di sore harinya.
  2. Pemanenan dilakukan dengan mencabut tanaman bawang putih hingga semua umbinya bisa terangkat seluruhnya. Kerjakan dengan hati-hati agar tak ada umbi yang patah.
  3. Tanaman bawang putih yang sudah berhasil dicabut lalu diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat. Kumpulkan hasil panen ini di tempat yang teduh dan kering.
  4. Bawang putih yang telah dipanen dengan baik, selanjutnya bisa ditimbang. Kemudian bawa ke tempat pengumpulan hasil panen untuk diproses lebih lanjut.

Setelah itu, penanganan dapat dilanjutkan dengan proses pasca panen. Penanganan pasca panen ini meliputi tindakan yang mesti dilakukan setelah panen. Pekerjaan yang harus dilaksanakan mencakup pengeringan, pembersihan, penyortiran, penentuan mutu, penyimpanan, dan pengemasan. Setelah bawang putih dipanen, ikatlah batang semunya menjadi ikatan-ikatan kecil. Kemudian ditaruh di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk mencegah kerusakan dan menjaga mutunya.

Pengeringan

Pengeringan bawang putih bisa dalam wujud yang masih lengkap dengan batang dan daunnya, atau sudah berupa umbinya saja. Proses pengeringan ini biasanya berlangsung selama 10-15 hari hingga mencapai tingkat kekeringan yang telah ditentukan Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengeringkan bawang putih, di antaranya :

  1. Menjemur di bawah sinar matahari secara langsung dengan posisi umbi tertutup oleh daun, menghamparkan bawang putih di atas alas anyaman bambu, atau mengikat bawang putih dan menggantungkannya di palang-palang bambu.
  2. Mengering-anginkan bawang putih di udara terbuka pada tempat yang teduh atau di dalam ruangan yang mempunyai sirkulasi udara lancar. Bawang putih bisa dihamparkan di atas alas anyaman bambu atau digantungkan pada palang bambu.
  3. Memanfaatkan alat pengering bertenaga surya tipe IDAHO (alat pengering mekanis).
  4. Menggantungkan bawang putih di dalam gudang penyimpanan yang dilengkapi dengan alat pengering Vortex.
  5. Mengeringkan bawang putih dalam bangsal berlapis dengan menggantungkannya di kebun atau rumah. Dapat juga mengeringkannya dalam ruangan dengan memanfaatkan asap kayu (pengasapan).

Penyortiran

Pekerjaan penyortiran memiliki tujuan untuk menggolongkan umbi-umbi bawang putih berdasarkan ukuran dan mutunya menjadi kelompok-kelompok tertentu. Namun sebelum dilakukan penyortiran, umbi bawang putih yang sudah kering dapat dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian bagian akar dan daunnya bisa dipotong sehingga cuma tersisa pangkal batang semunya saja sepanjang 2 cm. Barulah kemudian penyortiran pun dapat mulai dilaksanakan.

Adapun kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan dalam menyortir bawang putih, antara lain :

  1. Ukuran besar kecilnya umbi
  2. Bentuk umbi (bulat atau lonjong)
  3. Bebas hama dan penyakit
  4. Kekompakan susunan siung
  5. Tingkat kekeringan
  6. Ketuaan atau umur umbi
  7. Keseragaman warna menurut jenis

Sementara itu, menurut ukuran umbinya, bawang putih dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, di antaranya :

  • Kelas A : Umbi yang memiliki diameter lebih dari 4 cm
  • Kelas B : Umbi yang memiliki diameter sekitar 3-4 cm
  • Kelas C : Umbi yang memiliki diameter sekitar 2-3 cm
  • Kelas D : Umbi yang berukuran kecil, pecah, atau rusak

Penyimpanan

Metode penyimpanan bawang putih dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

  1. Penyimpanan dalam jumlah kecil. Bawang putih yang telah diikat digantungkan di atas para-para, di mana berat setiap ikatannya sekitar 2 kg. Anda bisa memakai para-para dari bambu atau kayu yang diletakkan di atas tungku api. Jadi setiap tungku ini dinyalakan, bawang putih pun akan terkena asap. Perlu diketahui, pengasapan merupakan metode pengawetan yang cukup baik.
  2. Penyimpanan dalam jumlah besar di dalam gudang. Gudang yang digunakan di sini harus memiliki ventilasi udara yang baik dengan suhu rata-rata 25-30 o Suhu yang terlalu tinggi dapat memicu proses pertunasan. Sedangkan kelembapan ruangan yang baik yaitu 60-70%. Khusus penyimpanan untuk bibit membutuhkan waktu lebih lama yaitu 5-6 bulan untuk varietas dataran rendah dan medium, serta 8-9 bulan untuk varietas dataran tinggi.
  3. Penyimpanan di dalam ruangan yang memiliki suhu dingin (cold storage) dengan suhu antara 0-2 oC dan kelembapan sekitar 70-75%. Dengan teknik penyimpanan ini, maka umbi bawang putih tadi pun dapat bertahan hingga selama 9 bulan dengan tingkat kehilangan hasil kurang lebih sebesar 12,6%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *