Salah satu penyakit penting pada tanaman kopi adalah penyakit karat daun. Tanaman kopi arabika lebih rentan terkena penyakit ini daripada tanaman kopi robusta. Di Jawa Tengah khususnya, penyakit ini banyak dijumpai di hampir perkebunan kopi yang terletak di daerah dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi. Penyebabnya ialah jamur Hemileia vastatrix. Jamur ini termasuk parasit obligat yang hanya tinggal di daun yang masih hidup.
Gejala Awal
Serangan jamur Hemileia vastatrix terjadi pada semua daun tanaman kopi, baik daun yang masih muda maupun daun yang sudah tua. Gejalanya diawali dengan kemunculan bercak-bercak kuning muda di bagian sisi bawah daun. Bercak-bercak ini kemudian berubah warna menjadi kuning tua dengan tepung berwarna jingga cerah seiring dengan tingkat serangannya. Selanjutnya bercak-bercak ini akan menghitam dan mengering. Akibatnya daun pun berguguran.
Penyebab
Perkembangan penyakit karat daun pada tanaman kopi sangat dipengaruhi faktor lingkungan, terutama suhu, kelembaban udara, curah hujan, dan sinar matahari. Jamur Hemileia vastatrix akan tumbuh secara optimal pada kisaran suhu 15-22 derajat celsius. Sedangkan hujan akan berpengaruh terhadap perkembangan penyakit. Uredospora membutuhkan kelembaban tinggi untuk proses perkecambahannya. Terpaan sinar matahari langsung dapat menghambat perkembangan uredospora.
Siklus Serangan
Awal serangan Hemileia vastatrix pada tanaman kopi di Indonesia biasanya terjadi pada bulan Mei. Gejala awalnya yaitu munculnya bercak-bercak kecil berwarna kuning di permukaan bawah daun dengan jumlah yang sedikit. Pada bulan Juli, bercak-bercak sudah berkembang menjadi lebih besar dengan spora di beberapa bagiannya. Kemudian pada bulan Juli, sebagian besar bercak sudah membentuk uredospora dan mencapai puncak di bulan Agustus.
Pada bulan Agustus, beberapa bercak sudah bergabung membentuk bercak yang ukurannya lebih besar, berwarna cokelat, kondisinya kering, dan daun mulai berguguran. Puncaknya pada bulan September, hampir semua daun yang terserang Hemileia vastatrix sudah rontok dari pohonnya. Sedangkan pada bulan Oktober, serangan penyakit karat daun sudah tidak terlihat lagi. Siklus ini terjadi berulang-ulang setiap tahun.
Pengendalian
Penyakit karat daun pada tanaman kopi dapat dikendalikan menggunakan pestisida nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Larutan ekstrak biji mahoni 0,1-0,2% diketahui cukup efektif dalam menekan penyakit ini. Hal ini dikarenakan di dalam biji mahoni terkandung bahan aktif swietenin dan limonoid yang bisa menghambat perkembangan penyakit karat daun yang disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix ini.
Pengendalian penyakit karat daun juga bisa memanfaatkan ekstrak daun mahoni dengan konsentrasi 25 gram/liter air. Pestisida daun mahoni ini bisa melindungi daun-daun yang baru tumbuh. Ekstrak tersebut lantas diaplikasikan sebanyak 5 kali dengan interval waktu yaitu 10 hari sekali. Pemberiannya dapat dilakukan bersama dengan pemberian pupuk kandang, pupuk NPK, penyiangan, pemangkasan, atau tindakan-tindakan kultur teknis yang lainnya.