Gejala Awal Penyakit Mati Ujung Pada Tanaman Kopi dan Pengendaliannya

Salah satu penyakit yang bisa menyerang bagian percabangan tanaman kopi adalah penyakit mati ujung. Sesuai namanya, penyakit ini sanggup menyebabkan bagian ujung sistem percabangan tanaman kopi menjadi mati. Diketahui bahwa penyebab utama penyakit mati ujung pada tanaman kopi adalah infeksi jamur Rhizoctonia sp. Biasanya tanaman kopi yang dibudidayakan di ketinggian 200 m dpl lebih rentan terserang penyakit ini. Menariknya, serangan jamur Rhizoctonia sp. ini justru lebih banyak terjadi pada lahan yang naungannya tidak terlalu rapat loh.

Penyakit mati ujung (top sterfte disease) pernah menjadi wabah di perkebunan tanaman kopi di daerah Liwa, Lampung Barat sehingga mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Pada masa itu, penyakit ini lebih banyak menyerang tanaman kopi yang belum menghasilkan. Tanaman kopi yang tidak dirawat dan dipangkas dengan benar menjadi incaran utama infeksi jamur Rhizoctonia sp. ini. Lambat laun sistem percabangan tanaman kopi yang terserang akan mati sehingga tanaman tersebut tidak bisa tumbuh lagi. Kemudian tanama pun akan mati secara perlahan-lahan.

GEJALA AWAL

Anda harus waspada karena serangan si jamur Rhizoctonia sp. yang mengakibatkan timbulnya penyakit mati ujung pada tanaman kopi ini cukup sulit untuk diidentifikasi. Serangannya sering kali terjadi secara mendadak. Jamur Rhizoctonia sp. biasanya akan melakukan serangan dari bagian dalam tanaman yakni tepatnya di jaringan pembuluh cabang terlebih dahulu. Meskipun begitu, Anda tetap dapat mengenali serangan penyakit ini jika memperhatikan gejala-gejala awal yang muncul pada tanaman kopi terserang dengan seksama. Anda harus memantaunya dengan sungguh-sungguh.

Paling tidak terdapat dua gejala awal yang akan diperlihatkan oleh tanaman kopi yang terkena serangan penyakit mati ujung. Gejala yang pertama yakni pertumbuhan cabang tidak simetris. Kasus ini biasanya diikuti dengan matinya bagian ujung cabang serta ranting tanaman secara mendadak. Kemudian gejala kedua pun muncul yaitu pertumbuhan daun menjadi terganggu. Hal ini disebabkan oleh matinya cabang dan ranting tanaman kopi sehingga pertumbuhan daun pun menjadi tidak normal. Daun-daun kopi ini akan menguning dan akhirnya berguguran dari tangkainya.

TEKNIK PENGENDALIAN

Penyakit mati ujung merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi tanaman kopi. Mengapa? Sebab penyakit ini dapat mengakibatkan masalah yang serius. Penyakit ini harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari Anda dalam mengendalikannya. Anda wajib mengendalikan penyakit mati ujung ini secara tepat sesegera mungkin sebelum ada banyak tanaman kopi di perkebunan Anda yang tiba-tiba mati sendiri. Anda bisa mengaplikasikan teknik pengendalian hama dan penyakit secara terpadu melalui sistem kultur teknis dan penggunaan bahan-bahan kimia secara tepat.

Pengendalian Penyakit Mati Ujung Secara Kultur Teknis

Metode pengendalian penyakit mati ujung secara kultur teknis dapat dilaksanakan dengan melakukan pemangkasan terhadap bagian-bagian tanaman yang terserang oleh penyakit ini. Anda bisa memangkas cabang dan ranting tanaman kopi yang sakit akibat terinfeksi oleh jamur Rhizoctonia sp. Pemangkasan dilakukan pada jarak minimal 10 cm dari bagian tanaman yang sakit. Kemudian cabang dan ranting sisa pemangkasan ini harus dibakar sampai habis atau dikubur di lubang tanah dengan kedalaman minimal 30 cm. Khusus untuk daerah-daerah yang rawan penyakit mati ujung, kami sarankan menjaga tanaman kopi hanya memiliki sekitar 3-4 cabang saja.

Pengendalian Penyakit Mati Ujung Memakai Bahan Kimia

Anda dapat memanfaatkan fungisida untuk mengendalikan penyakit mati ujung. Cobalah Anda gunakan fungisida sistemik ataupun bubur Bordeaux. Cara kerja fungisida sistemik yaitu bahan ini akan memasuki jaringan tanaman kopi, lantas mematikan jamur-jamur Rhizoctonia sp. yang ada di dalamnya. Hasilnya ialah populasi Rhizoctonia sp. di jaringan tanaman kopi tersebut menjadi berkurang drastis dan bahkan akhirnya sirna sampai tuntas. Anda wajib menggunakan fungisida sistemik ini dengan metode yang tepat serta dosis sesuai anjuran pada kemasannya.