Cara Tepat Merawat Tanaman Jati agar Cepat Tumbuh Besar dan Kokoh

Agar bisa tumbuh dengan baik, maka pohon jati yang Anda budidayakan mesti dirawat secara tepat. Anda perlu memelihara tanaman tersebut sebaik-baiknya biar tumbuh subur serta cepat bertambah besar. Perawatan tanaman ini mutlak dilakukan, khususnya untuk pembudidayaan pohon jati dalam skala besar. Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang perlu dikerjakan dalam merawat tanaman jati ini tidak berbeda jauh dengan pemeliharaan pohon-pohon penghasil kayu yang lainnya.

PENYULAMAN TANAMAN

Ketika Anda menanam benih jati, pasti ada biji yang tidak berkembang ataupun tumbuh tetapi tidak sesuai mestinya. Itu sebabnya perlu dilaksanakan upaya penyulaman tanaman yang berfungsi untuk mengganti benih-benih tersebut. Bahan tanaman yang bisa digunakan untuk keperluan penyulaman ini dapat memanfaatkan kecambah biji, bibit putaran, ataupun stump. Masing-masing dari bahan ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri.

  1. Penyulaman dengan Biji

Apabila setelah biji jati tumbuh tetapi kemudian terjadi petatan (tidak ada hujan), maka ada banyak tanaman yang akhirnya mati. Sehingga penyulaman mesti dilakukan memakai biji. Di sini Anda tetap mengupayakan setiap ajir ditanami 5 biji jati.

  1. Penyulaman dengan Kecambah (Pletekan)

Khusus untuk biji jati yang telah ditanam selama 4 minggu namun tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan sama sekali, maka perlu dilaksanakan upaya penyulaman. Tetapi kali ini Anda perlu memakai kecambah alias pletekan jati.

  1. Penyulaman dengan Bibit Putaran

Jikalau dalam kurun waktu 2 bulan benih jati belum tumbuh juga, Anda dapat menyulamnya menggunakan bibit putaran atau bibit yang telah ditanam di persemaian. Pemindahan bibit ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan.

  1. Penyulaman dengan Stump

Upaya penyulaman memakai stump ini dilaksanakan untuk biji jati yang belum tumbuh atau mati dalam jangka 1-2 bulan. Stump dibuat dari anakan jati yang berdiameter 0,5-2,5 cm. Panjang stump ini sekitar 25-50 cm yang terdiri atas batang sepanjang 5-10 cm dan akarnya 20-40 cm. Stump ditanam di lubang tanam sampai pada leher akar. Bagian yang ditanam ditempelkan di tanah yang keras, lalu ditimbun sedikit demi sedikit.

PENYIANGAN GULMA

Yang dimaksud proses penyiangan ini adalah kegiatan membersihkan tanaman-tanaman gulma yang tumbuh di lahan pertanaman. Gulma-gulma tersebut harus diberantas karena bakalan mengganggu pertumbuhan tanaman jati yang baru tumbuh. Kerjakan kegiatan ini secara manual agar tak berefek negatif bagi tanaman. Bersihkan gulma yang tumbuh pada radius 1 meter dari pokok tanaman. Anda sebaiknya melakukan penyiangan gulma ini sampai tanaman berumur 3 tahun.

PENJARANGAN POHON

Tahap penjarangan ini perlu dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan pohon jati. Jika populasi tanaman terlalu berat, pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat dan tak bisa optimal. Mengapa tidak dari awal saja jarak tanamnya renggang? Tujuannya supaya lahan ini tetap dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jadi memang ada pohon jati yang terpaksa harus ditebang saat usianya masih cukup muda. Inilah penyebab kenapa di pasaran juga ada produk kayu jati muda.

Waktu pelaksanaan penjarangan tahap pertama mesti disesuaikan dengan keadaan bonita tahanya, di mana biasanya sekitar 3-5 tahun. Kemudian dilanjutkan setiap 3 tahun sekali sampai tanaman jati berumur sekitar 15 tahun. Setelah itu, upaya penjarangan ini dikerjakan setiap 5 tahun sekali hingga tanaman berumur 30 tahun. Pada periode selanjutnya, tahap penjarangan ini bisa dilakukan setiap 10 tahun sekali hingga tiba waktunya untuk melakukan pemanenan.

PENGENDALIAN OPT

Penyakit utama pada pohon jati yaitu penyakit lanas. Penyakit ini biasanya menyerang tanaman jati yang baru tumbuh hingga mengakibatkannya mati. Penyebabnya adalah bacterium (Pseudomonas) Solanacearum Smith. Pencegahan penyakit ini dapat dilaksanakan dengan membabat lalu membakar semua tanaman yang terserang, menyiangi rumput-rumput yang tumbuh di sekitar tanaman, serta mengupayakan agar kondisi lingkungan pertanaman tidak lembap.

Sedangkan hama yang umumnya menyerang pohon jati yaitu benalu, engkes-engkes (Monohamus rusticator F), uter-uter (Phasus damor moore), oleng-oleng (Domitus ceramicus WIK), inger-inger (Veotermes tectonae dam), busuk hati (Xy lobarus destruen), Pyrausta machaeralis, dan entung jati (Hyblaea puera Cr). Pencegahan terhadap hama-hama ini harus dikerjakan sedini mungkin supaya pertumbuhan tanaman jati tetap optimal dan tidak terhambat.

Adapun metode pencegahan dan pengendalian hama-hama di atas, antara lain :

  • Engkes-engkes/uter-uter : Larva dimatikan dengan memasukkan sepotong kawat ke dalam lubang serangga tersebut sewaktu dilakukan penjarangan.
  • Oleng-oleng : Metodenya seperti di atas tetapi pengerjaannya difokuskan pada bulan Juni sampai Januari. Bila perlu, lakukan penjarangan sebelum Januari.
  • Inger-inger : Penjarangan teratur dan tepat waktu. Sebaiknya dilaksanakan sebelum musim hujan dengan memusnahkan pohon jati yang terserang.
  • Busuk hati : Pencegahan dilakukan dengan tidak menanam pohon jati di tempat yang tidak memiliki perbedaan nyata antara musim hujan dan musim kemarau. Dikatakan begini sebab di musim kemarau masih terjadi hujan dengan curah hujan di atas 2000 mm/tahun. Misalnya seperti di lereng gunung vulkanis.

PENGENDALIAN KEBAKARAN

Dengan menerapkan jarak tanam yang relatif rapat, maka diharapkan tegakan pohon jati sudah bisa menutupi lantai hutan pada umur 3-4 tahun. Hal ini pula yang dapat mengurangi potensi terjadinya kebakaran lahan. Sedangkan di lokasi yang rentan terjadi bencana kebakaran perlu dilakukan upaya yang lebih seperti penyuluhan kepada masyarakat di sekitar kawasan hutan bagaimana peristiwa ini bisa terjadi serta pembuatan fasilitas pencegahan kebakaran hutan yang memadai. Dibutuhkan pula persiapan personil yang cukup untuk melaksanakan pengendalian kebakaran.

Adapun fasilitas-fasilitas pencegahan kebakaran hutan yang dimaksud meliputi :

  • Pembuatan Sekat Bakar

Sekat bakar ini dibuat berupa jalur hijau dan jalur kuning yang diletakkan di kanan-kiri jalan utama dan jalan cabang. Penentuan ukuran sekat bakar (termasuk jalan hutan) dipengaruhi kondisi setempat. Tapi direkomendasikan lebar sekat bakar (termasuk jalan hutan) berkisar antara 26-40 m.

  • Pembuatan Menara Pengawas Api

Ini merupakan menara pengawas yang sengaja dibuat untuk memantau kondisi pertanaman pohon jati. Memiliki ukuran yang tinggi, petugas dapat mengawasi seluruh area perkebunan dengan jelas. Sehingga keadaan semua area pertanaman tetap terpantau dengan baik.