Cara Pengolahan Limbah Kulit Kopi Menjadi Pupuk Kompos yang Bermanfaat

Salah satu bentuk pemanfaatan limbah kulit kopi yang disisakan dari proses pengolahan biji kopi menjadi kopi bubuk adalah pupuk kompos. Pupuk kompos dari kulit kopi mengandung bahan organik biodegradabel atau dapat diuraikan oleh mikro organisme. Pengomposan kulit kopi dilakukan dengan metode aerobik atau memanfaatkan oksigen. Adapun kelebihan dari metode ini antara lain pengomposan relatif lebih cepat, tidak menimbulkan bau menyengat, suhu yang tinggi dapat membunuh organisme berbahaya, dan kompos yang dihasilkan lebih higienis.

Pada dasarnya, pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses penguraian (degradasi) atau pengomposan sehingga merubah sifat dan karakteristiknya. Pupuk kompos yang baik memiliki ciri-ciri seperti tidak bisa dikenali bentuk bahan pembuatnya, berwarna cokelat kehitam-kehitaman, dan tidak mengeluarkan bau. Pengomposan secara alami biasanya memakan waktu antara 3-6 bulan. Sedangkan manusia bisa mempercepat proses pengomposan limbah kulit kopi hingga menjadi 2-3 minggu, bahkan cuma 3-5 hari saja.

Di bawah ini merupakan langkah-langkah yang bisa Anda lakukan sendiri untuk mengolah kulit kopi menjadi pupuk kompos siap pakai!

  1. Siapkan bahan-bahan yang terdiri dari limbah kulit kopi, pupuk kandang baru, sampah organik, dan abu kayu. Kulit kandang diperlukan untuk mempercepat terjadinya pengomposan.
  2. Masukkan kulit kopi ke dalam tempat pengolahan kompos berupa bak semen dengan dasar tanah dan bumbung bambu sebagai ventilasi udara. Kemudian masukkan pula pupuk kandang dan sampah organik ke dalamnya. Ulangi sampai ketinggian tumpukan mencapai 1 meter.
  3. Diatas tumpukan kulit kopi, pupuk kandang, dan sampah organik lantas ditaburi abu kayu secara merata. Penggunaan abu kayu ini dimaksudkan agar lalat-lalat tidak berkumpul di sekitar tempat pengolahan. Jangan lupa bangun atap peneduh di atas bak pengolahan kompos.
  4. Selama proses pengomposan berlangsung suhu di dalam bak akan berubah-ubah yang menandakan terjadi reaksi di dalamnya. Pada tahap awal, temperatur akan naik drastis hingga 50 derajat. Beberapa hari kemudian suhu di dalam tempat pengolahan kembali normal.
  5. Cairan kompos yang keluar dari bak dikumpulkan ke dalam drum lalu disiramkan lagi ke bak pengolahan kompos. Air abu alkalis ini bermanfaat baik untuk bahan-bahan penyusun kompos. Sedangkan asam organik yang terbentuk dari glukosa kulit kopi perlu dinetralkan terlebih dahulu.
  6. Selama proses pengomposan berlangsung, bahan-bahan penyusun kompos tidak perlu diinjak-injak atau ditekan-tekan. Setiap 3 minggu sekali, susunan bahan-bahan ini perlu dibalik.
  7. Umumnya, proses pengomposan kulit kopi dengan menggunakan metode di atas akan memakan waktu berkisar 2-3 bulan. Tanda kompos yang telah matang yaitu volumenya berkurang dan menyisakan 1/3 dari volume awal.
  8. Pupuk kompos dari kulit kopi ini mengandung cairan lebih dari 75 persen. Karenanya untuk mempermudah dalam distribusi, pupuk tersebut perlu dikeringkan terlebih dahulu sampai sisa kadar airnya hanya 50-60 persen.