Benih jagung yang dipakai sebagai bakal bibit mesti dipilih yang berkualitas tinggi, baik itu mutu fisik, genetik, maupun fisiologisnya. Hendaknya bibit tersebut berasal dari varietas unggul dengan ciri-ciri daya tumbuh besar, murni, bersih, dan sehat. Benih yang demikian ini biasanya telah dilabeli dengan sertifikat khusus oleh produsennya. Anda bisa mendapatkannya di www.tokotanaman.com ya. Pada umumnya, tingkat kebutuhan benih dipengaruhi oleh kesehatan, kemurnian, dan daya tumbuhnya.
Pemakaian benih jagung hibrida biasanya sanggup menghasilkan tingkat produksi yang lebih tinggi. Tapi jagung hibrida mempunyai kekurangan daripada varietas jagung bersari bebas yaitu harga benih yang mahal, tersedia dalam jumlah terbatas, dan cuma bisa digunakan maksimal 2 kali turunan saja. Contoh varietas unggul jagung yang bisa dipilih sebagai benih antara lain Kaliangga, Wiyasa, Arjuna, Baster kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula, IPB 4, CPI-1, Hibrida C 1, Hibrida C 2, Hibrida Pioneer 1, dan Pioneer 2.
Penyiapan Benih
Benih bisa diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari tanaman yang pertumbuhannya sehat. Dari tanaman yang terpilih ini kemudian diambil tongkol yang besar, barisan biji lurus, tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang hama/penyakit. Tongkol ini dipetik saat telah melewati fase matang fisiologi dengan ciri-ciri bijinya sudah mengeras dan sebagian besar daunnya telah menguning. Anda bisa mengupas tongkol tersebut dan membiarkannya hingga benar-benar kering.
Khususnya untuk benih yang akan disimpan dalam jangka waktu yang lama, Anda bisa membungkus tongkol yang sudah dikeringkan tersebut di tempat yang kering. Dari tongkol yang sudah kering ini, selanjutnya bisa diambil biji-bijinya yang terletak di bagian tengah saja sebagai benih. Sementara itu biji yang berada di bagian ujung dan pangkal tongkol sebaiknya tidak digunakan untuk benih. Daya tumbuh wajib lebih dari 90%. Sedangkan tingkat kebutuhannya mencapai 20-30 kg/hektar.
Pengolahan Media Tanam
Upaya pengolahan media tanam ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah supaya memberikan keadaan yang menguntungkan bagi perkembangan akar. Melalui pengolahan tanah, maka drainase dan aerasi lahan akan diperbaiki. Tanah ini diolah pada kondisi yang lembap tapi tidak terlalu basah. Jika tanah sudah gembur, maka pengolahannya sebatas dilakukan secara umum saja.
Persiapan media tanam dilakukan dengan membalik tanah dan memecah bongkahan tanah supaya diperoleh kondisi tanah yang gembur. Pada areal yang bakal ditanami tepat di calon tempat barisan tanaman, sebaiknya dicangkul dahulu sedalam 15-20 cm, lalu diratakan. Tentunya tanah yang keras membutuhkan upaya pengolahan yang lebih banyak. Di sini juga Anda perlu menghaluskan dan meratakan tanah.
Jadi setelah lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya dan diolah melalui pencangkulan, maka selanjutnya Anda dapat membentuk bedengan. Mulailah dengan membuat saluran drainase terlebih dahulu di sepanjang barisan tanaman setiap 3 m. Lebar saluran ini adalah 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini harus dibuat terutama di tanah yang memiliki drainase kurang lancar. Barulah kemudian dapat dilakukan pembuatan dengan setinggi 20-30 cm.
Apabila tanah di lahan tersebut memiliki pH yang masam, maka Anda perlu melakukan pengapuran memakai dolomit. Jumlah kapur yang diberikan sekitar 1-3 ton yang diberikan setiap 2-3 tahun. Cara pemberiannya yaitu menyebarkan kapur tersebut secara merata ataupun hanya di barisan tanaman pada kira-kira 1 bulan sebelum tanam. Anda juga bisa menggunakan dosis 300 kg/hektar per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman jagung.
Pemupukan Tanaman
Pemupukan perlu dilakukan apabila tanah yang akan ditanami jagung tidak menjamin ketersediaan unsur hara yang cukup. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Berikan pupuk ini secara bertahap. Anjuran dosis pupuk rata-rata antara lain Urea 200-300 kg/ha, TSP 75-100 kg/ha, dan KCl 50-100 kg/ha. Berikut ini kami berikan panduan tata cara pemupukan dan dosis pemupukan tanaman jagung untuk setiap hektar :
- Pemupukan dasar : Sebanyak 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP diberikan saat tanam. Tebarkanlah pupuk ini pada posisi 7 cm di kiri parit dan kanan lubang tanam yakni sedalam 10 cm, lalu bisa ditutup dengan tanah.
- Pemupukan susulan I : Sebanyak 1/3 bagian pupuk Urea yang ditambah 1/3 bagian pupuk KCl diberikan setelah tanaman berumur 30 hari. Tebarkan pupuk ini pada 15 cm di kir parit dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm, kemudian ditutup tanah.
- Pemupukan susulan II : Sebanyak 1/3 bagian pupuk Urea diberikan ketika tanaman berumur 45 hari. Berikan pupuk ini seperti metode pemupukan yang sebelumnya.
Pemanenan Jagung
Tanaman jagung bisa dipanen pada rentang umur 86-96 hari setelah tanam. Jagung ini siap dipanen setelah tongkol dan kelobotnya mulai mengering. Hal ini ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. Selain itu, kondisi biji jagung tersebut sudah kering, keras, dan mengkilap. Kalau ditekan, maka tak ada bekas pada biji jagung. Namun khusus jagung untuk disayur (baby corn) perlu dipanen sebelum bijinya terisi penuh dan diameter tongkolnya sekitar 1-2 cm.
Lain halnya jagung untuk direbus/dibakar, Anda harus memanennya ketika kondisi matang susu. Ciri-cirinya yaitu kelobot masih berkelir hijau, biji belum terlalu keras, dan keluar cairan putih bila dipijit. Dan untuk jagung yang akan digunakan sebagai makanan pokok, pakan ternak, benih, tepung, serta keperluan yang lainnya, Anda perlu memanen saat sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya adalah sebagian besar daun dan kelobot telah menguning, apabila biji dilepaskan bakal ada warna cokelat kehitaman di tangkainya, serta jika biji ini dipijit maka tak akan meninggalkan bekas.