Cara Mengendalikan Kutu Gajah Pada Tanaman Anggrek yang Tepat

Kutu gajah (Orchidophilus atterimus) merupakan hama utama tanaman anggrek. Hama ini bisa menyerang semua jenis-jenis anggrek seperti Angraecum, Cymbidium, Dendrobium, Phalaenopsis, Renanthera, Saccolobium, Spathoglottis, Vanda, dan lain-lain. Serangannya dilakukan dengan menghisap cairan yang ada di dalam tanaman. Akibatnya yaitu tanaman anggrek yang diserang akan kekurangan cairan, mengerut, mengalami kekeringan, dan akhirnya mati.

Wujud kutu gajah menyerupai kutu beras, tetapi ukurannya lebih besar. Panjang tubuhnya sendiri bahkan bisa mencapai 1 cm. Kutu gajah mempunyai moncong yang panjang dan melengkung mirip seperti belalai gajah. Itu sebabnya serangga ini dinamakan kutu gajah. Kutu gajah dapat menyerang semua bagian tanaman anggrek. Dari mulai daun, batang semu (bulb), hingga akar muda. Hama ini akan menyedot habis cairan yang ada di dalamnya.

Tidak hanya itu, kutu gajah dewasa biasanya membuat sarang di anggrek dengan merusak tanaman. Serangga ini juga akan meletakkan telur-telurnya di tanaman tersebut. Kemudian setelah telur-telur ini menetas, larva kutu gajah akan turut merusak tanaman anggrek untuk mendapatkan cairan yang ada di dalamnya. Larva ini lebih banyak menghisap cairan yang ada di dalam batang. Bila titik tumbuh tanaman terserang, anggrek akan berhenti tumbuh, daunnya pucat dan menguning lalu rontok.

Serangan larva kutu gajah memang jauh lebih berbahaya sebab bisa memutus jaringan pengangkut yang ada di dalam batang sehingga mengakibatkan cadangan makanan, air, dan unsur hara tidak bisa mengalir ke semua jaringan dengan lancar. Perlu diketahui, kutu gajah dapat meletakkan telur-telurnya di dalam batang semu, daun, dan ketiak daun tanaman anggrek. Telur ini biasanya akan menetas dalam waktu 11-13 hari.

cara-mengendalikan-kutu-gajah.jpg

Fase larva kutu gajah berlangsung selama 4 bulan. Tentu ini merupakan sebuah kabar buruk, terutama bagi tanaman anggrek yang diserang. Sebab selama waktu 4 bulan tersebut, anggrek akan selalu dihisap cairannya oleh larva kutu gajah. Setelah itu, larva akan memasuki tahap kepompong yang berlangsung selama 16 hari. Sedangkan kutu gajah dewasa mampu bertahan hidup selama 9-12 bulan. Serangan hama dewasa lebih aktif terjadi pada musim pancaroba yaitu pergantian dari musim kemarau ke musim penghujan.

PENGENDALIAN

Hama kutu gajah dapat dikendalikan menggunakan metode mekanis dan kimiawi.

  • Cara mekanis untuk mengendalikan kutu gajah yaitu memunguti hama ini secara manual menggunakan tangan. Setelah itu, hama tersebut harus dibinasakan. Selain itu, kebersihan tanaman dan media juga harus dijaga dengan baik.
  • Cara kimiawi juga dapat dilakukan untuk mengendalikan hama kutu gajah memakai insektisida sistemik. Untuk langkah preventif, Anda juga bisa menggunakan insektisida kontak yang mengandung bahan aktif organophosphat atau pyrethroid. Gunakan insektisida sesuai dosis anjuran serta diseling dengan bahan aktif yang berbeda untuk mengurangi risiko resistensi hama dan meminimalisir pencemaran lingkungan.