Kita mengenal paprika sebagai sayuran yang memiliki cita rasa cukup pedas. Bahan masakan ini biasanya dipakai untuk membuat hidangan yang bernuansa barat. Ramainya pemakaian paprika di Indonesia saat ini mendorong peningkatan keuntungan bagi para petani. Tahukah Anda, budidaya paprika ini juga bisa dilakukan menggunakan teknik hidroponik. Kelebihan dari teknik ini adalah bentuk perawatan hariannya lebih mudah dan hasilnya relatif lebih melimpah. Pertumbuhan buah paprika juga menjadi lebih optimal karena akar tanaman lebih gampang dalam mendapatkan bahan makanan dan air yang dibutuhkannya.
PERSIAPAN
Beberapa alat dan bahan yang harus dipersiapkan untuk menanam paprika secara hidroponik antara lain nursery, tray/wadah semai, ruang semai, pinset, dan benih. Media semai yang dapat digunakan berupa rockwoll, gordan, atau sekam bakar. Anda juga perlu menyiapkan termometer, hidrometer, serta hand sprayer untuk memantau pertumbuhan benih. Dan tentu saja Anda tidak boleh lupa untuk menyiapkan benih paprika yang berkualitas unggul. Anda bisa mendapatkan benih ini di www.tokotanaman.com ya dengan harga yang terjangkau pastinya.
PEMBIBITAN
Rendam benih paprika di dalam air hangat selama 30 menit. Siapkan media semai yang bakal digunakan dengan membasahinya memakai air terlebih dahulu sampai kondisinya basah. Kalau Anda menggunakan rockwoll/gordan, buatlah lubang semai yang berukuran kecil. Sedangkan apabila Anda memakai sekam bakar, buat garitan kecil yang saling berpotongan sehingga membentuk kotak-kotak yang berjarak 2 cm. Sebisa mungkin proses ini harus dilaksanakan dalam kondisi yang bersih dan steril.
Letakkan benih paprika satu per satu menggunakan pinset ke media tanam dengan posisi titik tumbuh menghadap ke bawah sedalam 0,5 cm. Setelah seluruh benih disemai, kemudian tutup media ini dengan plastik mulsa. Selanjutnya pindahkan wadah persemaian ini ke dalam lemari penyemaian yang memiliki suhu sekitar 20-25 oC dan kelembaban udara berkisar 70-90%. Pengaturan suhu dan kelembaban ini bisa dibantu menggunakan lampu dan hand sprayer agar kondisi lingkungan menjadi ideal.
Dalam waktu kurang lebih selama 5-7 hari, benih paprika bakal tumbuh menjadi kecambah. Pada masa tersebut, bukalah plastik mulsa penutup wadah persemaian. Lalu pindahkan wadah tersebut ke tempat yang terbuka. Bibit-bibit paprika yang kondisinya normal serta sehat dapat dipindahkan ke polybag yang memiliki ukuran 15 x 15 cm. Selama proses pembibitan ini berlangsung, bibit paprika disiram sebanyak 1-2 kali/hari tergantung kondisi cuaca. Bibit paprika siap dipindahkan ke lahan utama pada saat berusia 21 hari dan mempunyai daun sebanyak 5 helai.
PENANAMAN
Media tanam yang dipakai dalam membudidayakan tumbuhan paprika secara hidroponik adalah sekam bakar, rockwoll/gordan,atau cocopeat. Media ini selanjutnya dimasukkan ke dalam slab yang berukuran 100 x 25 cm atau polybag yang ukurannya 35 x 40 cm. Pasanglah plastik mulsa di permukaan bedengan atau di bawah slab/polybag supaya akar tanaman tidak masuk ke dalam tanah sehingga terkontaminasi. Semua tahap ini harus Anda kerjakan dengan penuh kehati-hatian.
Media-media tanam yang sudah jadi tadi kemudian disusun di lahan dengan jarak antar bedengan yaitu 140 cm dan jarak antar tanaman 50 cm. Setelah itu buatlah lubang tanam yang memiliki diameter 15 cm di permukaan slab. Sedangkan untuk media tanam yang dikemas di dalam polybag harus dibuat lubang tanam yang berdiameter sesuai ukuran diameter polybag yang dipakai dalam masa pembibitan yaitu 15 x 25 cm. Dengan begini, maka tanaman paprika pun mampu tumbuh dengan maksimal.
Proses berikutnya, basahi media tanam menggunakan larutan nutrisi/pupuk yang memiliki kadar EC 1,5 dan pH 5,5 hingga kondisinya menjadi jenuh. Taburkan pula Furadan 3G sebanyak 2 gram/lubang tanam. Kini saatnya meletakkan polybag persemaian di atas media tanam ini. Sebelumnya Anda perlu membuat lubang di bawah polybag semai terlebih dahulu ya. Barulah kemudian Anda dapat menaruh polybag tadi di atas media tanam supaya pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal.
PENYIRAMAN DAN PEMUPUKAN
Pada teknik hidroponik, proses penyiraman umumnya dilakukan bersamaan dengan proses pemupukan. Teknik pemupukan/fertigasi ini bisa dilakukan secara manual atau menggunakan sistem irigasi tetes agar lebih efisien. Disarankan untuk mengaplikasikan sistem irigasi tetes sehingga pekerjaan penyiraman dan pemupukan ini dapat berlangsung dengan merata serta menghemat waktu dan tenaga. Kami akan coba membahas sistem irigasi tetes pada pertanian hidroponik ini di artikel yang mendatang ya. Metode yang satu ini memang sangat membantu kita dalam bercocok tanam secara hidroponik.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama dan penyakit yang sering kali menyerang tumbuhan paprika antara lain thrips, mites, aphids, leaf miners, ulat, powdery meldew, virus layu fusarium, bercak daun, layu bakteri, dan lain-lain. Anda harus melakukan pengendalian secara serius terhadap hama dan penyakit tersebut agar tanaman paprika bisa tumbuh subur serta bisa menghasilkan banyak buah. Upaya-upaya yang dapat mencegahnya antara lain menjaga kebersihan, melakukan sterilisasi lahan, memusnahkan gulma, memasang bak desinfeksi, serta memilih varietas bibit tanaman paprika yang unggul.
Tanaman-tanaman yang sudah terlanjur terserang hama atau penyakit ini maka secepat mungkin harus disingkirkan dari lahan budidaya. Guna mencegah penularan virus, Anda bisa menyemprotkan susu skim berprotein minimal 35% dengan konsentrasi 100 gram/1 liter air. Kalau diperlukan, maka pengendalian pun dapat dilaksanakan secara kimiawi menggunakan pestisida oleh orang yang profesional. Bila tidak, maka kesalahan dalam mengaplikasikan pestisida ini justru akan berakibat fatal pada kematian tanaman paprika yang Anda budidayakan.