Jamur shitake (Lentinula edodes) merupakan jamur kayu asal China yang biasanya disebut chinese black mushroom. Menariknya yaitu masyarakat Indonesia sering menyangka jamur ini berasal dari Jepang dan menamakannya jamur shitake atau jamur hioko. Indonesia sendiri termasuk salah satu produsen jamur shitake terbesar, terutama di kawasan Asia Tenggara. Dalam penggunaannya, jamur shitake ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan serta obat-obatan. Jamur ini mengandung berbagai asam mineral yang dibutuhkan oleh tubuh meliputi thiamin, niacin, riboflavin, serta enzim dan serat lainnya.
Jamur shitake bisa didistribusikan dalam kondisi segar ataupun telah dikeringkan. Beberapa olahan yang memakai bahan dasar jamur shitake adalah sup miso, tempura, udon, chawanmushi, keripik, serta acar. Jamur shitake tergolong sebagai jamur yang cuku gampang ditanam. Pembudidayaan secara tradisional umumnya mengandalkan kayu lapuk sebagai media tanamnya dengan masa panen berkisar antara 6-12 bulan. Seiring dengan perkembangan teknologi pemeliharaan jamur shitake sudah menggunakan media tanam buatan dengan waktu pemanenan yang lebih singkat cukup sekitar 3-4 bulan saja.
Bagi Anda yang tertarik menekuni bisnis jamur shitake, berikut ini kami terangkan panduan penanaman benih jamur shitake sampai penanganan ketika panen! Silakan Anda dapa mengikuti petunjuk di bawah ini dengan baik.
ALAT DAN BAHAN
Penanaman jamur memerlukan alat berupa kantong plastik jenis polypropylene yang berukuran 15 x 30 cm. Plastik PP ini dipilih sebab mempunyai ketebalan yang cukup sehingga tahan terhadap panas sampai suhunya mencapai 120 derajat celsius dan tahan pula terhadap uap air bertekenan maksimal 1,5 atm. Sedangkan bahan-bahan yang perlu dipersiapkan terdiri atas serbuk gergaji, bekatul, dedak jagung, kapur, ampas batang jagung, ampas tebu, dan air. Pastikan semua alat dan bahan ini benar-benar bersih dan steril ya.
Kemudian siapkan bahan yang akan digunakan sebagai media tanam benih jamur shitake. Caranya ialah campurkanlah serbuk gergaji kayu (80-90%), bekatul (5-15%), kapur (1%), dan air secukupnya. Masukkan juga bahan-bahan tambahan yang seperti biji-bijian berupa sukrosa, micro element, dan vitamin dengan prosentase total mencapai 1-2%. Media tanam yang Anda pakai harus memenuhi syarat-syarat kuantitas dan kualitas yang baik supaya layak digunakan untuk memanam jamur shitake.
INOKULASI
Kantong plastik yang telah berisi media tanam tadi kemudian disterilkan memakai alat autoclave. Proses ini memakan waktu selama 2-4 jam menggunakan suhu rata-rata 121 derajat celsius. Tahap selanjutnya, bibit jamur di-inokulasi ke dalam media tanam. Disarankan untuk melakukannya di ruangan khusus yang sudah bersih dan steril, serta gunakanlah benih jamur shitake yang baru supaya tingkat produktivitasnya tinggi. Setelah itu, media tanam ini disimpan di dalam ruangan yang gelap bersuhu antara 20-25 derajat celsius untuk keperluan inokulasi ini.
INKUBASI
Selama masa perawatan mycelium di ruang yang gelap bakal terjadi perubahan pada media tanam baik dari segi fisik maupun kimiawinya. Perubsahan fisik yang terjadi ditandai dengan berubahnya kadar air di dalam media tersebut dan perubahan pada warnanya. Sedangkan perubahan pada segi luarnya terlihat dari munculnya tonjolan-tonjolan saat primordia sudah terbentuk. Perhatikan dengan baik perubahan-perubahan yang terjadi selama masa inkubasi ini tengah berlangsung.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada media tanam ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai stadia sebagai berikut :
- Stadia awal mycelia : Beberapa hari setelah dimulainya inokulasi media, mycelia mulai menjalar dan menyelimuti permukaan media tanam.
- Stadia pertumbuhan : Pada stadia ini, terbentuk selimut mycelia yaitu penyebaran mycelium ke seluruh permukaan media tanam hingga terlihat berwarna putih.
- Stadia perubahan Warna : Perubahan warna pada mycelium dari putih menjadi kuning atau cokelat gelap.
- Stadia pembentukan benjolan : Benjolan ini merupakan penebalan di sejumlah bagian permukaan yang akan membentuk primordia atau pinhead.
- Stadia perubahan kandungan air : Peningkatan kandungan air pada media tanam hingga mencapai 70-80 persen.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan media tanam jamur shitake dapat dilaksanakan di dalam ruang pertumbuhan. Ruangan ini bisa berbentuk bangunan permanen atau semi-permanen. Semua baglog jamur disusun secara teratur di rak-rak sehingga pemeliharaannya akan terasa lebih mudah. Selama masa pemeliharaan ini, Anda wajib mengontrol kondisi di ruangan ini tetap ideal. Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah suhu udara sekitar 20-25 derajat celsius, kelembaban media tanam antara 70-80 persen, kebersihan ruangan, serta kontrol supaya media tanam tidak ditumbuhi organisme lain.
PANEN
Waktu pemanenan dipengaruhi oleh strain jamur shitake yang ditanam serta tingkat pertumbuhannya. Dalam kondisi yang normal, jamur shitake biasanya dipanen pada saat usianya berada di kisaran 90-115 hari terhitung setelah masa inokulasi bibit dikerjakan. Ini merupakan waktu yang ideal untuk memanen jamur panen yang telah dibudidayakan. Jamur ini bisa dijual di pasaran dalam bentuk jamur yang masih segar. Namun akan lebih baik apabila jamur dikeringkan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar air di dalamnya sampai ke level tertentu supaya dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama dan lebih awet.