Penanaman bibit durian mesti direncanakan dengan cermat. Beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan dengan tepat antara lain pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan lahan, penetapan luas area penanaman, dan pengaturan volume produksi. Proses pembersihan dan pembukaan lahan sebaiknya dilaksanakan beberapa minggu sebelum penanaman bibit dilakukan sehingga tersedia waktu yang cukup untuk mengondisikannya.
Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik dan latosol yang mempunyai pH 5-6 dan penyusunannya kurang seimbang, dapat ditangani melalui teknik pengapuran. Upaya ini hendaknya dikerjakan menjelang musim kemarau. Di sini Anda dapat menggunakan kapur pertanian yang punya kandungan CaCO3 sampai 90%. Tapi sebaiknya 2-4 minggu sebelum pengapuran, tanah dipupuk dulu dan disiram sebanyak 4-5 kali untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah.
Jarak tanam bibit durian ditentukan oleh jenis dan kesuburan tanah, kultivar tanaman durian, serta sistem budidaya yang digunakan. Khusus untuk kultivar durian yang umurnya genjah, maka jaraknya ialah 10 x 10 m. Sedangkan untuk kultivar tanaman durian yang berumur sedang hingga dalam, maka jarak tanamnya yaitu 12 x 12 m. Kegiatan intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit berumur kurang dari 6 tahun, dilakukan melalui tumpang sari dengan tanaman hortikultura dan pangan.
Pengolahan tanah diperuntukkan pada area lubang yang akan dipakai untuk menanam bibit durian. Lubang tanam ini disiapkan dengan ukuran 1 x 1 x 1 m. Ketika menggali lubang, tanah galian ini bisa dibagi menjadi dua bagian. Tanah lapisan atas bisa dikumpulkan di sisi kiri lubang. Sementara tanah galian bawah diletakkan di sisi kanan lubang. Kemudian lubang tanam ini dapat dibiarkan supaya terangin-angin kurang lebih selama 1 minggu, lalu ditutup kembali.
Adapun cara menutup lubang tanam tersebut yaitu tanah galian atas dicampur dengan kompos dulu sebanyak 35 kg/lubang, lantas dimasukkan ke dalam lubang tanam. Berikutnya tanah bagian bawah dicampurkan dengan pupuk kandang 35 kg dan fosfat 1 kg, kemudian ditimbunkan ke lubang tanam. Sedangkan untuk menghindari serangan hama dapat ditambah Furadan 3G. Lubang tanam ditimbun hingga membukit setinggi 20-30 cm. Pekerjaan ini dilakukan pada 7-15 hari sebelum tanam.
Bibit durian yang akan ditanam di lapangan hendaknya telah tumbuh setinggi 75-150 cm, kondisinya sehat, dan pertumbuhannya bagus. Sebelumnya lubang tanam yang sudah ditutup dapat digali lagi, namun kali ini ukurannya lebih kecil yaitu hanya selebar polybag yang dipakai pada bibit durian. Lalu setelah lubang tanam sudah tersedia, barulah kemudian bibit tanaman durian tersebut bisa ditanam di dalamnya. Lakukan penanaman ini dengan baik agar tidak merusak bibit.
- Anda bisa memulainya dengan melepaskan polybag yang menjadi pembungkus bibit durian terlebih dahulu. Agar lebih mudah mengeluarkan tanahnya, sisi-sisi polybag bisa digunting.
- Bibit tanaman durian lantas harus segera dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas bagian leher batangnya. Jagalah bibit tersebut supaya dapat berdiri tegak.
- Tutuplah kembali lubang menggunakan tanah galian hingga membentuk bukit. Bagian sisi samping bibit dapat dipasangi ajir sebagai penahannya sehingga tanaman bisa tumbuh ke atas sesuai arah ajir.
- Bagian pangkal bibit durian dapat Anda tutup menggunakan rumput/jerami kering sebagai mulsa. Kemudian siramlah dengan air secukupnya saja.
- Jangan lupa membangun naungan tepat di atas bibit durian yang baru ditanam ini supaya tidak tersengat sinar matahari secara langsung yang bisa menyebabkan tanaman menjadi layu atau mengering.
Kenyataannya tanaman durian membutuhkan air yang banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Namun Anda tidak boleh membiarkan adanya air yang tergenang di kebun. Khusus untuk bibit yang baru ditanam perlu disiram setiap hari, terutama di musim kemarau. Setelah tanaman ini berumur 1 minggu, penyiraman dikurangi menjadi 3 kali/minggu. Sebaiknya juga bisa dibangun saluran drainase untuk menghindari air yang menggenangi area pertanaman.
Upaya penyiangan gulma penting dikerjakan untuk menghindari persaingan antara tanaman durian dengan tanaman liar tersebut. Selama pertumbuhan durian perlu dilakukan penyiangan gulma kira-kira 1 m dari batang pohon secara berkala. Jangan lupa juga untuk melakukan penyulaman tanaman bibit durian dalam kurun waktu 2-3 minggu awal penanaman. Setiap bibit tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang optimal wajib diganti dengan bibit yang baru.
Kemudian pekerjaan yang penting dilakukan adalah pemberian pupuk ke tanaman yang disesuaikan dengan kondisi tanah, kebutuhan tanaman terhadap pupuk, dan kandungan unsur hara pada tanah. Untuk memberikan pupuk ini, sebelumnya Anda perlu membuat selokan yang melingkari tanaman dengan diameter selokan sesuai lebar tajuk tanaman. Sedangkan kedalaman selokan ialah 20-30 cm. Lantas pupuk dimasukkan ke selokan ini, dan ditimbun lagi memakai tanah.
Anda bisa memanfaatkan kombinasi pupuk organik dan pupuk buatan untuk mendukung kesuburan pohon durian. Jadi setelah 3 bulan ditanam, berikan pupuk NPK (15:15:15) sebanyak 200 gr/pohon. Pemupukan susulan memakai NPK ini selanjutnya mesti rutin dilakukan setiap 4 bulan sampai pohon durian berumur 3 tahun. Setiap 1 tahun sekali, tanaman durian juga perlu diberi pupuk organik yakni berupa pupuk kandang atau kompos sebanyak 60-100 kg/pohon di musim kemarau.
Pohon durian yang telah berumur lebih dari 3 tahun umumnya mulai akan membentuk batang serta tajuk sehingga kebutuhan pupuknya pun meningkat. Pemberian pupuk NPK bisa ditingkatkan sekitar 20-25% dari dosis sebelumnya. Misalnya jika di tahun ke-3, dosis pupuk NPK yaitu 500 gram/pohon maka dosis NPK pada tahun ke-4 adalah 600-625 gram/pohon. Begitu pula dengan kebutuhan pupuk kandangnya yang meningkat hingga mencapai 120-200 kg/pohon. Menjelang musim berbunga, Anda bisa memberikan pupuk NPK 10:30:10 untuk mendukung pertumbuhannya.
Pemangkasan atau pemotongan akar bisa dilaksanakan untuk menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman hingga 40% selama semusim. Pada saat dilakukan pemangkasan akar, maka pemangkasan cabang dapat dihentikan dahulu. Selain dapat merangsang pembentukan buah, proses pemangkasan akar ini juga terbukti mampu meningkatkan kualitas buah durian yang dihasilkan. Pemangkasan akar paling baik dikerjakan ketika tanaman mulai berbunga hingga 2 minggu kemudian. Caranya dengan mengiris kedua sisi barisan tanaman sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 m dari pangkal batang.
Sementara itu, tanaman durian yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan lagi. Namun tanaman tersebut tak perlu dibongkar sampai ke akar-akarnya, tapi melalui pemangkasan. Luka dari pemangkasan ini sengaja dibuang miring agar air hujan tidak tertahan. Disarankan untuk mengolesi meni atau lilin parafin pada luka tadi untuk mencegah infeksi. Dalam kurun 2-3 minggu kemudian bakal tumbuh tunas-tunas daun baru pada cabang/batang tanaman tersebut.
Sedangkan untuk tanaman yang telah terlanjur tua bisa dilakukan pembentukan. Namun prosesnya tidak memakai kawat seperti halnya bonsai, melainkan diberi bandul ataupun ditarik dan ditahan ke bawah secara paksa agar pertumbuhan tidak mengarah ke atas terus. Sebaiknya cabang yang bakal dibentuk ini dibalut memakai kalep agar tidak terluka. Lalu balutan kalep ini diikat memakai tali dan ditarik/diikat pada pasak. Hasilnya adalah cabang yang semula tumbuh tegak ke atas akan menjadi tumbuh ke bawah mengarah secara horizontal.
Guna memperoleh pertumbuhan bibit tanaman yang bagus, maka setiap 2 minggu sekali bibit perlu disemprot ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Atonik dengan dosis 1 cc/liter air yang ditambah Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Fungsinya untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Kemudian perlu juga dilakukan penyemprotan insektisida Basudin sesuai aturan pemakaian untuk mencegah hama yang dapat menyerang. Sedangkan pencegahan pada cendawan bisa dilakukan dengan menaburkan fungisida seperti Antracol atau Dithane sesuai petunjuk penggunaan.