Puncak dari budidaya kopi adalah pemanenan buah-buah kopi yang sudah masak. Adapun ciri-ciri buah kopi yang telah layak panen yaitu berwarna merah terang, teksturnya agak kenyal, dan memiliki aroma khas kopi yang cukup kuat. Secara garis besar, tanaman-tanaman kopi akan mulai berbuah saat berumur 2,5 hingga 3 tahun. Khusus untuk kopi yang berjenis robusta, kopi ini biasanya akan mulai berbuah pada usia 2,5 tahun.
Sedangkan untuk kopi arabika rata-rata bakal menghasilkan buah setelah umurnya sekitar 2,5-3 tahun. Perlu diketahui, kopi yang ditanam di dataran rendah seringkali lebih cepat berbuah dibandingkan tanaman kopi yang dibudidayakan di dataran tinggi. Pada pemanenan tahap pertama, kebanyakan pohon-pohon kopi masih menghasilkan buah dalam jumlah yang kurang maksimal.
Seiring bertambahnya waktu, produksi buah yang dihasilkan tanaman kopi ini semakin meningkat. Puncak hasil pemanenan yakni ketika tanaman kopi-kopi ini berusia 7-9 tahun, di mana rata-rata produksinya mencapai 1.500 hingga 2.000 kg biji kopi/hektar setiap tahun. Biji-biji kopi yang bermutu bagus diperoleh dari buah yang matang di pohon. Perubahan bunga kopi menjadi buah kopi yang siap panen acapkali memerlukan waktu yang berbeda-beda.
Misalnya pada kopi robusta yang membutuhkan waktu sekitar 8-11 bulan dan kopi arabika sekitar 6-8 bulan. Kebanyakan buah kopi akan masak pada bulan April sampai dengan Oktober. Sementara waktu pemanenannya mulai dari Mei hingga Agustus. Kopi yang ditanam di daerah beriklim basah lebih banyak menghasilkan buah ketimbang kopi yang ditanam di daerah kering sehingga waktu panennya lebih lama.
Tata Cara Pemanenan
Pemanenan buah kopi dilakukan dengan memetik buah-buah kopi yang matang menggunakan tangan kosong. Wadah yang dipakai umumnya berupa keranjang bambu, karung goni, atau tas pandan. Untuk mengambil buah yang berukuran cukup tinggi, para petani biasanya menggunakan tangga segitiga sehingga tidak bertumpu pada pohon kopi. Acapkali buah-buah kopi yang berwarna hijau karena masih mentah atau buah berkelir hitam sebab terlalu tua ikut terpetik. Sehingga diperlukan proses penyortiran buah-buah kopi sesuai dengan kualitasnya masing-masing sebelum diproses ke tahap berikutnya.
Proses pemanenan buah kopi dapat dibagi menjadi 3 tahapan, antara lain :
- Tahap pemetikan pendahuluan yaitu tahap pemanenan pertamakali. Tujuannya adalah untuk mengambil buah-buah yang kurang sehat sehingga tidak mengganggu pertumbuhan buah yang lain. Kopi yang diambil cukup kopi yang terserang hama seperti bubuk buah sehingga warnanya menjadi kekuning-kuningan sebelum berusia 8 bulan. Tahap pemetikan pendahuluan ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret. Buah-buah kopi yang sudah dikumpulkan selanjutnya harus segera diproses melalui perebusan dan pengeringan.
- Tahap petik merah atau panen raya merupakan tahapan pemanenan buah-buah kopi yang sebenarnya. Proses ini biasanya dimulai pada awal Mei dan berlangsung selama 4-5 bulan. Pemetikan buah kopi yang telah matang dikerjakan setiap 10-14 hari sekali dengan memanen buah yang berwarna merah saja. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sebelum melalui tahap pemrosesan buah kopi menjadi biji kopi unggulan, buah-buah yang telah terkumpul wajib diseleksi terlebih dahulu menurut kualitasnya.
- Tahap petik racutan yaitu proses pemanenan pada tahap yang terakhir. Tahap ini sebaiknya dilakukan jika sisa buah di pohon setelah panen raya cukup banyak hingga mencapai 10 persen. Seluruh buah, baik yang mentah, matang, dan menua harus dipetik dari tanaman-tanaman kopi sampai tak tersisa. Begitu pun dengan buah-buah yang berjatuhan di tanah, wajib diambil dan dikumpulkan. Hal ini dilakukan agar sisa-sisa buah kopi ini tidak mengundang hama dan penyakit untuk menyerang tanaman kopi. Buah hasil pemanenan tahap petik racutan ini masih layak konsumsi namun harus dilakukan penyortiran berdasarkan mutu dan kualitasnya secara cermat.