Tanaman pala (Myristica fragnans Houtt) ialah tumbuhan rempah-rempah yang merupakan tanaman asli dari Kepulauan Banda dan Maluku. Perkembangan budidaya pala ini di Indonesia terbilang pesat. Selain dipakai sebagai bumbu masakan, kini pala juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat-obatan dan produk kosmetik. Buah pala sendiri berbentuk bulat, warnanya hijau kekuningan, dan berukuran seperti bola pingpong. Ada pula yang lebih besar sampai mirip bola tenis.
Pohon pala memiliki postur yang tinggi sekitar 10-18 meter. Bentuk mahkota pohonnya meruncing ke atas. Daunnya berwarna hijau mengkilap serta berukuran panjang 5-15 cm dan lebar 3-7 cm. Pala mempunyai buah yang terasa asam. Jika sudah matang, buah pala ini akan terbelah sendiri. Biji pala berbentuk lonjong dan agak bulat, seukuran jempol tangan, dan berwarna cokelat mengkilap. Kernel biji berwarna putih dengan fuli berwarna merah gelap atau putih kekuningan.
Perlu Anda tahu, ada beberapa spesies tanaman pala seperti Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, Myristica fattua Houtt, Myristica specioga Ware, Myristica Sucedona BL, dan juga Myristica malabarica Lam. Namun dari semua jenis pala ini, hanya Myristica fragrans Houtt yang biasa dibudidayakan oleh petani karena mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Selain itu, jenis tanaman pala Myristica fragrans Houtt ini juga lebih mudah dipelihara loh.
Syarat Tumbuh
Pohon pala bisa tumbuh dengan baik d dataran rendah sampai menengah di ketinggian sekitar 700 meter dpl, memiliki curah hujan berkisar 2000-3500 mm/tahun, tingkat kelembapan udara 50-80%, dan suhu udara antara 20-30 oC. Adapun keadaan tanah yang ideal untuk digunakan menanam pala yaitu tanah dengan struktur padat hingga berpasir, serta derajat keasaman (pH) sekitar 5,5-7. Pohon pala akan tumbuh secara optimal jika dibudidayakan di daerah seperti ini.
Persiapan Lahan Tanam
Sebaiknya pengolahan lahan yang bakalan digunakan membudidayakan pala disiapkan sejak 1 bulan sebelum penanaman bibit pala. Hal ini dimulai dengan membuat lubang tanam yang berukuran 60 x 60 cm sampai 1 x 1 m dengan kedalaman 60 cm. Semua lubang tanam ini dibuat dalam jarak tanam sekitar 9 x 9 m. Biarkan lahan tersebut selama 10-15 hari. Selanjutnya masukkan tanah galian bawah ke lubang tanam. Sedangkan untuk tanah pada bagian atas dicampur dengan pupuk kandang dahulu sebelum dimasukkan ke lubang tanam.
Persiapan Bibit Tanaman
Tanaman pala dapat dikembangbiakkan secara generatif maupun vegetatif. Sebaiknya bibit tanaman pala yang masih muda atau baru dipisahkan dari tanaman induk jangan langsung ditanam di kebun. Anda perlu menunggu sampai usia bibit mencapai minimal 1 tahun dahulu. Dengan jarak tanam 9 x 9 m, dibutuhkan sekitar 111 bibit pala per hektar. Sebaiknya bibit ini disiram vitamin B1 dulu sebelum Anda menanamnya. Bibit pala ini juga bisa diletakkan di lahan dahulu sebelum dipindahkan.
Penanaman Bibit Pala
Setelah semua tahap persiapan telah selesai dilakukan dengan baik, barulah kemudian bibit pala siap untuk ditanam. Waktu penanaman bibit tanaman pala yang paling baik adalah pagi hari sebelum jam 9 supaya bibit tidak kepanasan. Silakan tanamkan bibit tersebut di lubang tanam yang sudah dibuat sebelumnya. Pastikan posisi bibit bisa berdiri tegak di tengah lubang tanam. Kemudian Anda pasang bambu penyangga di bagian kanan dan kiri bibit untuk menahan agar tidak mudah roboh.
Perawatan Tanaman Pala
Ada beberapa usaha yang perlu dilakukan dengan baik untuk memelihara tanaman pala agar dapat tumbuh secara maksimal, di antaranya :
- Penyulaman ialah mengganti tanaman yang tumbuh tidak normal atau mati. Lakukan upaya penyulaman ini sebelum tanaman berusia 1 bulan agar pertumbuhannya tetap serempak.
- Pengairan dilaksanakan sebanyak 2 kali per hari, khususnya apabila tidak turun hujan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman tersebut.
- Penyiangan gulma, rumput, dan tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan pohon pala dilakukan secara rutin. Namun setelah berusia lebih dari sebulan, penyiangan ini dapat dikerjakan setiap 2-3 bulan sekali.
- Penggemburan tanah kembali dikenal juga dengan istilah pendangiran. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan penyiangan dan pembersihan lahan budidaya.
- Pemupukan susulan dilaksanakan sebanyak 2 kali di setiap tahun. Pupuk yang dipakai terdiri atas urea 1 kg, TSP 1,1 kg, dan KCl 1,2 kg masing-masing untuk setiap pohon pala.
- Pengendalian hama dan penyakit mesti dilakukan secara terpadu. Puncak serangan biasanya terjadi pada musim hujan akibat dari banyaknya genangan air yang terjadi.
Pemanenan Buah Pala
Pohon pala biasanya akan mulai belajar berbuah pada umur 7 tahun, di mana produksi secara besar dan menguntungkan bakal dimulai pada usia 10 tahun. Tingkat produksi ini akan terus meningkat serta mencapai puncak tertingginya pada umur 25 tahun. Namun Anda tidak perlu khawatir karena pohon pala akan terus berproduksi hingga usianya mencapai 60-70 tahun. Jadi memang budidaya pala ini menyimpan peluang keuntungan yang begitu besar dan relatif stabil.
Buah pala bisa dipanen setelah kondisinya sudah cukup tua yakni sekitar 6-7 bulan sejak kemunculan bunga. Adapun ciri-ciri buah pala yang telah layak dipetik antara lain sebagian buah tersebut sudah merekah/membelah melalui alurnya, serta bagian bijinya diselimuti oleh fuli yang berwarna merah. Fuli yang membungkus biji pala ini sekilas menyerupai jaring. Jika buah pala yang telah merekah ini tetap dibiarkan di pohon, maka dalam kurun waktu 2-3 hari, buah tadi akan membelah sempurna menjadi dua bagian sehingga bijinya akan terjatuh di tanah.