Panduan Pemula, Budidaya Kacang Hijau agar Hasilnya Melimpah

Kacang hijau (Vigna radiata L) adalah tanaman kacang-kacangan yang termasuk komoditas penting. Di Indonesia, kacang ini banyak digunakan sebagai bahan baku berbagai olahan kuliner seperti bubur, keripik, onde-onde, selai, tauge, dan lain-lain. Kacang hijau banyak mengandung vitamin, kalsium, lemak, besi, protein, magnesium, besi, belerang, niasin, dan amylum. Penanaman kacang hijau dapat dilakukan pada saat musim kemarau dan musim penghujan di lahan tegalan. Rata-rata tingkat produktivitas kacang hijau yang dihasilkan oleh petani lokal sekitar 0,9 ton/ha. Dengan metode budidaya yang tepat, kemampuan produksi tersebut bisa ditingkatkan hingga mencapai 2 ton/ha.

Di bawah ini kunci-kunci sukses dalam membudidayakan kacang hijau, antara lain :

Benih dan Varietas

Pada dasarnya, semua varietas benih kacang hijau yang sudah dilepas di pasaran cocok ditanam di Indonesia. Tetapi di daerah endemik, beberapa varietas kacang hijau unggul yang terbukti tahan terhadap penyakit bercak daun dan embun tepung contohnya sriti, murai, perkutut, dan kutilang. Dalam setiap hektar lahan pertanian dibutuhkan benih kacang hijau sebanyak 20 kg. Daya tumbuh dari benih tersebut kira-kira lebih dari 90 persen.

Persiapan Lahan

Tanaman kacang hijau bisa tumbuh dengan baik di semua jenis tanah asalkan kelembabannya terjaga dan tersedia unsur hara yang mencukupi. Oleh karena itu, sebelum digunakan, lahan tersebut harus diolah sedemikian rupa dan dirawat dengan benar. Terkecuali pada lahan persawahan bekas penanaman padi, lahan tersebut tidak perlu diolah lagi. Lahan selanjutnya dibuat saluran drainase dengan ukuran lebar dan kedalaman berkisar antara 20-30 cm dan berjarak 4 m/saluran.

Cara Tanam

Penanaman kacang hijau dilaksanakan dengan sistem tugal, di mana setiap lubang tanam yang berjarak 40 x 15 cm ditanami 2 benih sekaligus. Sehingga populasi tanaman ini antara 300 ribu-400 ribu tanaman per hektar. Pada lahan bekas tanaman padi, penanaman benih harus dikerjakan maksimal 5 hari sejak pemanenan padi. Sedangkan pelaksanaan penyulaman dilakukan hingga tanaman berumur 7 hari.

Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan lahan kacang hijau yaitu Urea 45 kg, SP-36 60 kg, dan KCI 50 kg per hektar. Pupuk-pupuk ini diberikan dengan pola larikan pada sisi lubang tanam di sepanjang barisan tanaman. Tambahkan pula pupuk organik berupa pupuk kandang 15-20 ton/ha dan abu dapur secukupnya untuk menutupi lubang tanam. Pengendalian lalat bibit bisa dikerjakan dengan memanfaatkan jerami padi sebagai mulsa.

Penyiangan

Penyiangan tanaman kacang hijau dapat dikerjakan sebanyak 2 kali yaitu pada saat tanaman berusia 2 minggu dan 4 minggu. Selain dilakukan dengan metode mekanis, penyiangan juga bisa menggunakan herbisida pra-tumbuh non selektif misalnya lasso, roundup, goal, paraquat, dan dowpon. Dosis yang dipakai berkisar antara 1-2 liter/ha dan diaplikasikan pada 3-4 hari sebelum masa penanaman benih kacang hijau.

Pengairan

Tanaman kacang hijau membutuhkan air dalam jumlah yang cukup banyak, terutama ketika masa menjelang berbunga dan pengisian polong. Pada saat tersebut, tingkat pertumbuhan tanaman sangat bergantung terhadap ketersediaan air. Pemberian air diberikan melalui saluran yang terletak di antara bedengan. Pengairan dilakukan sebanyak 2 kali/hari hingga tanaman berusia sekitar 21-38 hari.

Pengendalian Hama

Beberapa hama utama yang sering menyerang kacang hijau yaitu lalat kacang, ulat jengkal, kepik hijau, kepik cokelat, penggerek polong, serta kutu thrips. Metode pengendaliannya bisa menggunakan insektisida yang sesuai seperti conidor, furadan, regent, pegassus, curacron, dan atabron. Khusus untuk lalat bibit, pembasmiannya harus menambahkan carbosulfan 10 g/kg atau fipronil 5 cc/kg. Dosis yang dipakai harus memperhatikan saran yang tertera pada kemasan masing-masing produk insektisida.

Pengendalian Penyakit

Sementara itu, penyakit yang kerap ditemukan mengganggu pertumbuhan tanaman kacang hijau antara lain bercak daun, busuk batang, embun tepung, dan puru. Pengendaliannya bisa dikerjakan dengan memakai fungisida berupa daconil, benlate, delsene mx 200, dithane m-45, dan baycor. Penyemprotan fungisida harus dilakukan sedini mungkin dengan dosis 2 gram/liter. Khusus untuk penyakit embun tepung dan bercak daun sangat efektif dibasmi memakai hexakonazol saat tanaman berumur 4-6 minggu.

Panen dan Pasca-panen

Proses pemanenan kacang hijau dilakukan pada saat polong sudah berwarna cokelat kehitam-hitaman. Caranya cukup dilakukan dengan memetiknya lalu dikumpulkan di tempat yang teduh. Varietas kacang hijau biasanya akan masak serempak sehingga pemanenan juga bisa memakai alat sabit. Setelah terkumpul, polong-polong kacang hijau ini lantas dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari. Kemudian lapisan kulit polong dibuka dengan cara dipukul-pukul hingga bijinya keluar. Biji kacang hijau ini lalu dijemur sekali lagi sampai kadar air di dalamnya menurun hingga tersisa 8-10 persen