6 Macam Penyakit Pada Tanaman Bawang Putih dan Pengendaliannya

Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan komoditas hortikultura yang sangat penting khususnya bagi masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan ragam dan jumlah pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sebagai bumbu penyedap masakan, bawang putih ini juga banyak digunakan untuk keperluan terapi dan pengobatan herbal. Mengingat permintaannya yang begitu tinggi, maka para petani pun berlomba-lomba untuk membudidayakannya di lahan masing-masing.

Tapi sayangnya serangan penyakit dapat membahayakan kondisi tanaman bawang putih, membuat pertumbuhannya tidak normal, atau bahkan mematikannya. Kenyataannya ada beberapa macam penyakit yang kerap menyerang tanaman bawang putih, di antaranya :

Bercak Ungu/Trotol

Penyakit bercak ungu dikenal pula dengan penyakit trotol atau mati pucuk. Penyakit ini disebabkan oleh Alternaria porri. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian hingga 50-90% apabila tidak segera ditangani. Patogen cendawan ini menular melalui udara serta bakal berkembang dengan cepat pada kondisi kelembapan tinggi dan suhu udara rata-rata di atas 60 oC. Keadaan tempat pertanaman yang kurang terawat juga turut mendukung penyebaran cendawan ini.

Gejala awal serangan penyakit trotol ditandai dengan kemunculan bintik-bintik lingkaran berwarna ungu pada area pusat, lalu melebar dan menjadi semakin tipis. Bagian yang terserang biasanya akan berbentuk cekungan. Cendawan ini juga dapat menyerang umbi dan menular melalui bagian ini. Di beberapa areal perkebunan, pemberian pupuk N yang terlalu tinggi dan drainase yang kurang baik menjadi penyebab penyakit ini semakin berkembang. Tanaman inangnya adalah bawang-bawangan.

Antraknosa

Penyebab penyakit antraknosa pada bawang putih adalah cendawan Colletotrichum gloeosporioides dan Colletotrichum capsici. Kedua cendawan ini bersifat patogenik terhadap semua jenis tumbuhan bawang-bawangan. Gejala serangannya ditandai dengan muncul bercak-bercak putih yang melekuk ke dalam. Sedangkan di bagian tengah bercak ini terdapat bintik-bintik hitam yang merupakan spora. Untuk metode pengendaliannya dapat dilakukan memakai fungisida yang sesuai anjuran.

Embun Bulu/Lodoh

Penyakit embun bulu disebut juga penyakit lodoh atau busuk daun (downy mildew). Penyebabnya yaitu Peronospora destructor yang notabene kerap menyerang tanaman bawang-bawangan. Media penularan patogennya melalui angin, di mana kondisi optimum perkembangannya adalah pada suhu 15 oC dan kelembapan tinggi selama 6-12 jam. Adapun gejala awal serangannya ialah daun berwarna pucat dan menguning. Jika udara lembap, muncul bintik warna ungu dan membusuk pada daun yang terserang. Namun bila udara kering, daun yang terserang akan berbintik-bintik putih.

Layu Fusarium

Penyakit layu fusarium pada bawang putih disebabkan oleh Fusarium oxsporum. Cendawan ini biasa menyerang bagian daun dan pangkal daun tanaman. Penularan patogen terjadi melalui udara, tanah, air, dan umbi bibit. Diketahui kalau patogen ini bersifat tular tanah dan berkembang mengikuti aliran air, di mana sporanya mampu bertahan lama di tanah. Tanaman inangnya sendiri antara lain buncis, kentang, cabai, terong, mentimun, labu, oyong, tomat, seledri, semangka, dan kacang panjang.

Gejala serangan penyakit layu fusarium ditandai oleh daun yang menguning, terpelintir, kemudian menjadi layu. Tanaman juga menjadi mudah dicabut karena pertumbuhan akarnya yang terganggu atau bahkan telah membusuk. Apabila infeksi terjadi sejak kondisi benih, maka gejala awal ini sudah terlihat pada 7-14 hari setelah tanam. Sementara bila infeksi terjadi melalui tanah, gejala serangan tersebut mulai muncul pada umur lebih dari 30 hari setelah tanam.

Adapun metode pengendalian penyakit layu fusarium pada bawang putih yaitu :

  1. Memusnahkan tanaman yang telah terinfeksi dengan total
  2. Melakukan rotani tanaman di kebun secara berkala
  3. Memberikan treatment terhadap benih memakai fungisida sebelum ditanam
  4. Mencegah menempelnya konidia patogen di daun dengan menyiramkan air bersih setelah diguyur hujan
  5. Mengaplikasikan fungisida yang efektif seperti Antracol 70 atau Daconil 70 WP

Busuk Leher Akar

Penyebab penyakit busuk leher akar yaitu cendawan Botrytis allii, di mana patogen ditularkan lewat udara. Penyakit ini dapat berkembang dengan cepat pada kondisi kelembapan yang tinggi dan suhu udara rata-rata di atas 15-20 oC, serta keadaan lahan yang becek dan lembap. Gejala awalnya adalah leher tanaman akan menjadi lunak dan membusuk. Selain menyerang bawang putih, patogen ini pun diketahui menyerang bawang merah, bawang daun, dan tanaman bawang-bawangan lainnya.

Virus Kompleks

Disebut sebagai penyakit virus kompleks karena penyebabnya dapat ditimbulkan oleh berbagai jenis virus seperti virus mosaik, virus Y, virus daun menggulung, dan virus lainnya. Virus ini ditularkan oleh serangga vektor, tangan, dan peralatan pertanian. Tanaman inangnya antara lain tomat, mentimun, kentang, cabai, bawang-bawangan, dan kacang-kacangan. Gejala serangan virus kompleks bervariasi sekali. Tetapi secara umum, gejalanya yaitu terdapat pola mosaik dengan berbagai corak pada daun muda, bagian daun yang mengalami klorosis berwarna hijau muda sampai kuning/putih, permukaan daun menjadi tidak rata atau berlekuk-lekuk.

Metode pengendalian penyakit virus kompleks pada tanaman bawang putih, antara lain :

  1. Memusnahkan dan mencabut tanaman yang terserang.
  2. Melakukan pergiliran dengan tanaman yang bukan inangnya.
  3. Menjaga drainase dan sanitasi lingkungan sebaik mungkin.
  4. Menaburkan fungisida dosis 100 gram/100 kg benih yang diberikan 2-3 hari sebelum tanam.
  5. Merendam benih dalam larutan Trichoderma 10-20 ml/L air selama 15 menit.
  6. Menggunakan pupuk organik dengan agensia hayati (Trichoderma sp. atau Gliocladium sp.) sebanyak 10-15 kg/ha yang ditaburkan ke bedengan sebelum tanam.
  7. Memanfaatkan fungisida Dithane M-45 atau Antracol 70 WP sesuai dosis anjuran.