Budidaya Pisang Kepok, Cara Menanam dan Merawatnya yang Benar

Kalau ingin membudidayakan pohon pisang, cobalah Anda pilih pisang kepok. Mengapa? Karena pisang kepok mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan permintaannya pun begitu banyak. Buah pisang kepok memang kurang enak kalau dimakan begitu saja. Tapi setelah Anda memasaknya, rasa pisang ini begitu nikmat. Bahkan cuma direbus atau digoreng dengan tepung, kenikmatan pisang kepok langsung mampu mengalahkan pisang-pisang yang lainnya. Maka tak heran pisang ini terus dicari-cari.

Budidaya pisang kepok dapat dilakukan di dataran rendah maupun dataran tinggi. Pohon ini sebenarnya bisa tumbuh di lahan yang kering. Namun untuk keperluan budidaya, prospeknya tidak bisa diharapkan karena hasilnya sedikit apabila Anda menanamnya di lahan kering. Sebaiknya tanamlah pisang kepok di lahan yang subur dan gembur, serta memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan tekanan angin yang sedang. Perhatikan dengan baik kondisi lahan ini karena mempengaruhi produktivitas tanaman.

Pengadaan Bibit

Bibit pisang kepok berupa anakan yang dipisahkan dari tanaman induk. Setidaknya terdapat tiga macam anakan pohon pisang menurut tingginya yaitu

  • Anakan rebung : Anakan pisang kepok ini mempunyai tinggi sekitar 24-40 cm. Anakan ini kurang baik digunakan karena bonggolnya masih cukup lunak dan jumlah daunnya pun belum terlalu banyak. Sehingga kalau Anda menanamnya, anakan ini masih memiliki daya tahan yang rendah, daya tumbuhnya lambat, dan rentan mengalami kekeringan.
  • Anakan pedang : Anakan pisang kepok ini tingginya berkisar antara 41-100 cm. Ini merupakan anakan pisang yang paling ideal untuk dibudidayakan. Mengapa? Sebab kondisinya yang sudah menginjak usia remaja membuatnya dapat tumbuh dengan cepat dan memiliki kemampuan tumbuh yang tinggi. Tinggal merawatnya sebenar, maka pohon pisang ini akan berbuah.
  • Anakan dewasa : Anakan pisang kepok ini sudah memiliki tinggi lebih dari 100 cm sehingga tidak layak lagi digunakan sebagai bibit. Tingginya anakan ini membuat kita akan mengalami kesulitan dalam mengangkutnya ke lahan penanaman. Selain itu, anakan ini juga lawan mengalami rubuh dihembus angin karena akarnya belum terlalu kuat, sedangkan batangnya sudah terlanjur tinggi.

Bibit berupa anakan pisang yang telah dipisahkan dari tanaman induk harus lekas ditanam di kebun. Sebab kalau tidak, bibit ini akan mengalami kekeringan serta berpotensi besar diserang oleh hama yang berjenis penggerek. Selain dari anakannya, bibit pohon pisang juga bisa berupa bonggol pisang dari tanaman yang telah dipanen buahnya. Bonggol pisang ini sebenarnya masih mempunyai mata tunas sehingga Anda dapat menyemainya untuk memicu tumbuhnya anakan pisang.

Adapun cara menyemai bonggol pisang yaitu :

  1. Keluarkan bonggol pisang dari dalam tanah dengan hati-hati supaya mata tunas yang ada tidak mengalami kerusakan. Setelah itu, bersihkan bonggol ini dari tanah yang menempel.
  2. Bonggol pisang ini lantas dipotong menurut ukuran 10 x 10 cm. Pastikan setiap potongan ini memiliki satu mata tunas dan beberapa akar. Sebab kalau tak ada mata tunasnya percuma saja.
  3. Potongan bonggol pisang kemudian direndam di air hangat yang suhunya sekitar 50-55 derajat celsius. Tambahkan fungisida dengan dosis 2 gram/liter air. Rendamlah selama 15 menit.
  4. Setelah ditiriskan, potongan bonggol pisang lalu ditanam di polybag yang berukuran 20 x 30 cm. Gunakan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
  5. Letakkan polybag penyemaian di tempat yang teduh selama 1 bulan. Jagalah kelembaban media tanam dengan menyiramnya saat permukaan media tanam nampak kering.
  6. Setelah menginjak usia 1 bulan, polybag berisi bibit pisang kepok bisa dipindahkan ke tempat terbuka agar pertumbuhannya semakin optimal.
  7. Selain menyiram bibit, Anda juga perlu memberikan pupuk urea dengan dosis 2 gram/liter air setiap 2 minggu untuk meningkatkan kesuburannya.
  8. Bibit pisang yang telah berusia sekitar 3-4 bulan biasanya memiliki tinggi lebih dari 50 cm. Artinya bibit tersebut sudah siap ditanam di lahan.

Penyiapan Lahan

Lahan yang akan ditanami pisang kepok harus dipersiapkan dengan baik. Pekerjaan pertama yang perlu Anda lakukan yaitu membersihkan lahan tersebut dari semua gulma yang tumbuh. Untuk mempercepat proses membasmi gulma yang tumbuh di lahan, Anda bisa menyemprotkan herbisida. Setelah itu, sisa-sisa gulma dan tanaman lain ini dapat disingkirkan dari lahan agar tidak mengganggu pertumbuh pisang kepok. Jangan lupa singkirkan pula kerikil dan sampah dari lahan tersebut.

Tahap berikutnya yaitu mengolah lahan untuk meningkatkan kesuburannya serta membuat strukturnya menjadi gembur. Tidak seperti lahan untuk ditanami jagung, kali ini Anda hanya perlu mengolah lahan di bagian-bagian yang akan ditanami bibit pohon pisang saja. Buatlah lubang tanam yang berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lalu masukkan pupuk kandang ke dalamnya sebanyak 10 kg/lubang tanam. Lantas lubang ini dibiarkan selama 1-2 minggu agar kondisi tanahnya menjadi stabil.

Penanaman Bibit

Proses penanaman bibit pisang kepok paling baik dilaksanakan pada awal musim penghujan. Lakukan penanaman ini setelah hujan sudah turun dengan teratur untuk mencegah bibit tersebut mengalami kekeringan. Proses penanaman ini dilakukan pada pagi atau sore hari. Tanamlah bibit pisang kepok ini paling tidak sedalam 30 cm di bawah permukaan tanah agar dapat berdiri dengan kokoh dan tak mudah rubuh diterpa angin kencang. Sebaiknya tanamlah pisang kepok pada jarak 3 x 3 m mengingat nantinya akan banyak muncul anakan-anakan pisang di sekelilingnya.

Pemupukan Tanaman

Tanaman pisang kepok mutlak diberi pupuk supaya bisa mendapatkan nutrisi secara maksimal sehingga pertumbuhannya subur serta mampu menghasilkan buah yang lebat dan besar. Jika tidak, maka pertumbuhan pohon pisang akan menjadi lambat dan kurus. Akibatnya hasil buahnya pun tidak maksimal. Selain pupuk kandang yang harus Anda berikan setiap 1 bulan, Anda pun perlu memberikan pupuk kimia guna memacu tingkat pertumbuhannya.

Pupuk kimia yang diberikan untuk pohon pisang meliputi 350 kg urea, 150 kg sp36, dan 150 kg KCl per hektar per tahun. Atau kalau dosis untuk setiap tanaman yaitu 0.233 kg urea, 0.10 kg sp36, dan 0.1 kg KCl per tanaman. Cara memberikan pupuk yaitu campuran pupuk kimia ini diletakkan di alur dangkal yang berjarak 60-70 cm dari pangkal tanaman. Setelah itu, pupuk ditutup dengan tanah agar tidak hilang akibat angin atau air hujan.

Untuk bibit pohon pisang kepok, pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu 1/4 bagian pada saat penanaman serta sisanya lagi dibagi menjadi dua bagian, di mana masing-masing diaplikasikan ketika tanaman berumur 3 bulan dan 6 bulan. Sedangkan untuk pohon pisang kepok yang sudah berumur lebih dari 1 tahun, pemberian pupuk dilaksanakan sebanyak 2 kali per tahun yaitu pada awal musim penghujan dan menjelang akhir musim penghujan.

Guna mencegah serangan penyakit layu, terutama penyakit layu fusarium maka tanaman pisang perlu mendapatkan agensia hayati yang mampu mencegah serangan jamu. Misalnya yaitu Tricodherma sp dan Giliocladium sp. Agensia hayati ini dapat dikembangbiakkan dengan mencampur 25 kg pupuk kandang mentah bersama 250 gram agensia hayati semisal gliokompos. Setelah diaduk sampai merata, campuran ini dibiarkan berada di udara terbuka. Aduklah campuran ini setiap hari.

Campuran yang sudah terbentuk lantas diberi pupuk kandang lagi sebanyak 500 kg. Kemudian campuran ini dibiarkan selama 2-4 minggu di tempat yang teduh dan cenderung lembab. Agensia hayati ini dapat diberikan dengan dosis 0,5 kg/tanaman. Cara menggunakannya yaitu campuran tersebut ditambahkan dengan tanah lalu ditaburkan di sekeliling tanaman. Lakukan pemberian pupuk ini setiap 3 bulan sekali agar tidak ada jamur yang tumbuh di sekitar tanaman.

Perawatan Tanaman

Bentuk perawatan yang paling utama yaitu memangkas gulma yang tumbuh di sekitar tanaman pisang. Keberadaan gulma ini sangat berbahaya karena dapat menjadi pesaing bagi pohon pisang kepok dalam memperoleh air, nutrisi, udara, dan sinar matahari serta berpeluang menjadi tempat bersarang hama dan bibit penyakit. Lakukan pemangkasan setiap 2-3 minggu. Anda juga perlu melakukan pendangiran dengan menimbun kembali pangkal batang pohon pisang memakai tanah di sekitarnya supaya dapat berdiri dengan kokoh.

Perawatan selanjutnya yaitu memangkas pelepah-pelepah daun pisang yang telah mengering. Hal ini penting dilakukan supaya kondisi tanaman tidak terlalu lembab sehingga tidak rentan terserang oleh jamur. Pangkaslah pelepah daun pisang yang sudah kering ini menggunakan sabit yang bersih tepat pada bagian pangkalnya. Jangan buang sembarangan pelepah tersebut. Anda harus mengumpulkannya di suatu tempat lalu membakarnya.

Perawatan Tandan Buah

Agar buah pisang kepok yang dihasilkan dapat berkembang dengan maksimal, Anda harus merawat tandan buahnya dengan baik. Perawatan ini dilakukan dengan membersihkan pelepah daun kering yang ada di sekitar tandan buah. Kemudian Anda juga perlu memotong bunga jantan yang tumbuh di pangkal tandan agar buah-buah pisang yang ada di atasnya dapat tumbuh optimal. Lalu buang juga buah pisang yang tumbuhnya tidak bagus, biasanya berada pada 1-2 sisir yang paling bawah.

Untuk melindungi buah pisang dari serangga yang dapat memangsanya atau mencegah kerusakan kulit buah yang dapat menurunkan nilai dan harganya, Anda perlu membungkus tandan buah pisang ini memakai plastik khusus berwarna biru. Biasanya ukuran plastik pembungkus tandan pisang ini yaitu 100 x 45 cm. Pastikan plastik pembungkus ini terpasang dengan erat. Setelah itu, berilah label berupa keterangan tentang waktu berbuah dan perkiraan pemanenan.